Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bukan Memberi Nafkah, Ternyata Ini Kewajiban Orangtua yang Paling Utama

3 Juni 2024   10:43 Diperbarui: 3 Juni 2024   11:03 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kewajiban orangtua yang paling utama bukanlah memberi nafkah untuk anak-anak. Namun kewajiban basic adalah menjaga diri dan keluarga, agar tidak tercebur ke dalam neraka. Ini tugas yang maha berat.

Allah Ta'ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (QS. At- Tahrim: 6).

Menjelaskan makna ayat di atas, Ibnu Katsir menukilkan perkataan Adh-Dhahak dan Muqatil berikut, "Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya, termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang" (Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, Ibnu Katsir).

Menjaga diri dari neraka, berarti selalu berusaha menetapi kebenaran, menjalankan kewajiban, meninggalkan larangan, di manapun berada. Sedangkan menjaga keluarga dari neraka berarti mendidik mereka dengan adab dan ilmu, demikian menurut Ali bin Abi Thalib.

Di antara cara menjaga anak-anak dari neraka adalah dengan melatih, membiasakan dan mengajarkan mereka agar taat beribadah. Nabi saw memerintahkan,

"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Jika mereka telah berumur 10 tahun, namun mereka enggan, pukullah mereka" (HR. Abu Daud, dan Imam Ahmad).

Dari hadits di atas, sebelum umur 7 tahun, anak-anak hendaknya dibiasakan melakukan ibadah. Misalnya dengan mengajak shalat berjamaah ke masjid, atau mengajak latihan puasa di bulan Ramadhan. Namun pada usia mereka ini, belum berlaku perintah dan hukuman. Yang ada adalah pembiasaan.

Saat anak sudah menginjak usia 7 tahun --setara kelas 1 Sekolah Dasar---anak-anak sudah mulai diperintah mengerjakan ibadah wajib, seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadan. Mereka juga belum boleh diberi hukuman, jika belum mau melakukan kewajiban.

Saat anak berusia 10 tahun --setara kelas 4 Sekolah Dasar---anak yang belum mau menjalankan kewajiban agama sudah mendapatkan hukuman. Tentu saja hukuman yang mendidik. Bukan hukuman yang melukai atau mencederai.

Harapannya, sejak usia 7 tahun anak-anak sudah terlatih rutin menjalankan kewajiban pokok, seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadan. Pada usia 10 tahun, mereka sudah mampu menjalankan sendiri tanpa perintah orangtua.

Beginilah di antara cara menjaga diri dan keluarga dari neraka.Semoga kita mampu menjalankannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun