Al-Maqrizi, seorang hafizh dan ahli sejarah, mengabadikan biografi singkat istri tercinta dalam buku karya tulisnya. Sifra binti Umar bin Abdus Shamad al-Baghdadi, istri yang sangat dicintai itu, meninggal dunia di usia yang masih muda.
Sifra lahir di Kairo tahun 770 H. Menikah dengan Al-Maqrizi tahun 782 H. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak lelaki. Anak pertama bernama  Muhammad, lahir pada tahun 786 H. Anak kedua bernama Ali, lahir tahun 789 H.
Sifra meninggal dunia tahun 790 H. Semenjak istrinya wafat, Al-Maqrizi banyak memohonkan ampunan. Ia mengirimkan hadiah istighfar untuk istri tercinta, memohonkan ampunan kepada Allah, setiap hari.
Hingga pada suatu malam, Al-Maqrizi bermimpi bertemu dengan Sifra. Al-Maqrizi menuturkan kisahnya, "Aku melihat Sifra dalam pakaian kafan yang aku pakaikan ketika ia meninggal dunia".
Kemudian aku bertanya kepadanya, dan aku menyadari bahwa dia sudah wafat, "Wahai Ummu Muhammad, apakah hadiah (istighfar) yang aku kirimkan setiap hari sampai kepadamu?"
Ia menjawab, "Ya, setiap hari hadiahmu itu sampai kepadaku..."
Lalu Sifra menangis. "Kamu sudah mengetahui, bahwa aku tidak akan mampu membalas kebaikanmu itu...."
Aku menjawab: "Tidak apa-apa, Sifra. Sebentar lagi kita akan bertemu".
****
Kisah di atas dinukil dari Durar al-'Uqud al-Faridah (2/99), diterjemahkan oleh Aunur Rofiq Saleh Tamhid, Lc. Memberikan gambaran kepada kita tentang jalinan cinta suci yang luar biasa.
Al-Maqrizi sangat mencintai istrinya. Ia terus menerus mengirim hadiah terindah untuk sang istri yang telah mendahuluinya. Ia memintakan ampunan kepada Allah dengan lantunan istighfar untuk istri tercinta.
Dan Sifra, menerima kiriman hadiah istighfar dari sang suami yang tetap mencintainya walau ia sudah tiada. Sungguh luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H