Anak sekolah berkata, "Berat banget sekolah itu. Di rumah sering dimarahi, di sekolah ada banyak peraturan harus ditaati. Apalagi kalau ada PR, harus lembur untuk mengerjakan, sampai tak ada waktu untuk menyimak video kesayangan...
Rupanya hidup mereka tidak ada yang enak. Realitasnya, banyak orang mengeluh susah. Melihat orang lain, seakan hidupnya serba lebih mudah.
Jika hidup menggunakan standar orang lain yang lebih kaya, lebih sejahtera, lebih tinggi kedudukan dan pangkatnya, maka tak akan ada senangnya. Hidup hanya akan penuh dengan penderitaan.
Jika fokus menyesali hal yang tak dimiliki, hidup akan selalu merasakan kepahitan. Seakan tak pernah merasakan kebahagiaan. Melihat orang lain, memiliki hal-hal yang tak ia miliki, hati merasa iri.
Maka pandailah mensyukuri nikmat dan karunia yang telah Allah curahkan setiap saat. Cobalah hitung, berapa banyak pemberian Allah sudah kita terima selama ini? Pasti tak akan mampu menghitungnya.
Jangan iri dengan kondisi orang lain. Allah telah membagi rezeki kepada hamba, dan Allah menyediakan pahala atas sikap positif mereka. Allah berfirman,
Â
"Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS. An-Nisa': 32).
Teruslah bersyukur. Jika sesekali waktu merasakan napas yang tersengal-sengal, bersyukurlah Anda masih bisa bernapas. Jika mata Anda terasa sakit, bersyukurlah Anda masih diberi mata dan penglihatan.
Jika suatu ketika harta Anda menipis, bersyukurlah Anda masih memiliki harta. Jika pekerjaan Anda belum memberikan penghasilan sesuai harapan, bersyukurlah Anda sudah punya pekerjaan dan penghasilan.
Jangan iri dengan orang lain. Karena hidup itu hanya sawang sinawang.