Karena kalau suamimu bilang, "Aku pilih ibuku" --berarti tidak membela dan melindungi kamu sebagai istri. Kalau ia bilang, "Pilih kamu" --berarti tidak berbakti kepada ibu kandungnya, dan menyudutkan ibunya. Ini tak bisa dipilih.
Ibu adalah ibu, dan istri adalah istri. Soal tipe "multiple choice" seperti itu hanya akan semakin meluaskan dan memperbesar konflik. Padahal harusnya dipadamkan. Bukan diledakkan.
- Posisikan ibu mertuamu seperti ibumu sendiri
"Hai ibu mertua, apa kabarmu..." Jangan ucapkan itu. Tapi sapa sebagai ibu, "Apa kabar ibuku yang cantik dan salihah..." Jangan membuat jarak, posisikan ibu mertuami seperti ibumu sendiri.
Ibu suamimu adalah ibumu. Perlakukan ia dengan baik, tempatkan dirinya di hatimu, dengan sepenuh penghormatan dan penghargaanmu. Dengan segala kasih sayang dan pengertianmu.
Percayalah suamimu akan semakin sayang padamu, jika kamu berlaku baik kepada ibu mertuamu. Suamimu akan tersanjung oleh tindakan pemuliaan yang kamu berikan kepada ibu kandung suamimu.
Udah ini dulu ya. Sekarang udah malam. Besok saya sambung lagi nulisnya, insyaallah.
Moga manfaat.
Bahan Bacaan
Cahyadi Takariawan, Wonderful Menantu dan Mertua, Era Intermedia, 2019
Muhammad Al-Qadhi, Hidup Rukun Dengan Ibu Mertua, Penerbit Aqwam, 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H