Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Relationship Goals, Realitas atau Pencitraan?

4 Desember 2023   20:00 Diperbarui: 4 Desember 2023   20:11 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: tirto.id 

Menurut psikolog Stephanie A. Sarkis, hubungan yang pantas disebut sebagai relationship goals memiliki ciri saling menghargai, berargumen bukan bertengkar, punya tujuan yang sama, dan bisa menciptakan kebahagiaan bersama.

Ashley Laderer menyatakan, relationship goals bukan saja hasil, namun pengalaman hubungan. "Relationship goals are our desired relationship outcomes and experiences. Relationship goals adalah hasil dan pengalaman hubungan yang kita inginkan," ujar Ashley Laderer.

Komunikasi yang Tenang

Salah satu kualitas relationship goals adalah komunikasi yang tenang dan melegakan kedua belah pihak. Suami dan istri berlatih untuk selalu bersikap tenang dan santai dalam membangun komunikasi, sehingga bisa menguatkan kelekatan mereka berdua.

Katie Ziskind, terapis di Wisdom Within Counseling membagikan tips. "In these moments, you can work on sharing what you are feeling and observing in a calm way. You can learn to co-regulate and de-escalate the situation".

"Di momen-momen ini," ujar Katie, "Anda bisa berusaha membagikan apa yang Anda rasakan dan amati dengan cara yang tenang. Anda dapat belajar untuk mengatur dan meredakan situasi". Relationship goals memiliki kualitas komunikasi yang hangat dan bersahabat.

Mendefinisikan Masalah

Banyak orang berebut saling menyalahkan pasangan. Suami melawan istri, atau istri melawan suami. Padahal, dalam relationship goals yang mereka lawan adalah masalah atau persoalan bersama. Mereka berada pada pihak yang sama, untuk menghadapi masalah.

Janika Veasley, terapis dan owner Amavi Therapy Center, memberikan saran, "Remember: You are on the same side and the issue is the enemy -- not your partner. When couples can keep this in mind, they will be better able to navigate challenges that arise in the relationship".

"Ingat, Anda berada di pihak yang sama dan masalahnya adalah musuh --bukan pasangan Anda. Jika pasangan dapat mengingat hal ini, mereka akan lebih mampu menghadapi tantangan yang muncul dalam hubungan," ujar Janika.

Jujur dan Terbuka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun