Salah satu unsur cinta, menurut Erich Fromm, adalah respect atau penghormatan. Yang dimaksud adalah menghargai dan menghormati sosok yang dicintai. Menerima dirinya apa adanya, dan tidak bersikap sekehendak hati.
Bisakah pernikahan bertahan jika tanpa ada penghormatan dan penghargaan? Berikut ini adalah contoh yang sangat ekstrem. Sepasang pengantin asal Kuwait yang memutuskan bercerai hanya tiga menit setelah keduanya dinyatakan resmi menjadi pasangan suami istri. Benar-benar tiga menit saja usia perkawinan mereka.
Bagaimana kejadiannya?
Setelah prosesi resmi pernikahan selesai, pasangan pengantin berjalan keluar dari gedung pengadilan. Nahas, dalam perjalanan tersebut pengantin wanita tersandung dan jatuh. Bukannya menolong, pengantin pria justru menyebut istrinya bodoh.
Dilansir dari situs Mirror (27/11/2023), pengantin wanita sangat marah dan kecewa atas sikap suaminya. Dirinya tidak terima diperlakukan kasar oleh suami. Ia merasa tidak dihargai, maka ia meminta bercerai saat itu juga. Â
Pasangan pengantin tidak jadi meninggalkan gedung pengadilan tempat mengurus pernikahan. Kini mereka mengurus prosedur perceraian. Menghadapi permintaan tersebut, hakim bisa menyetujui dan melakukan pembatalan hanya tiga menit setelah menikahkan mereka.
Pasangan ini masuk gedung pengadilan sebagai lajang, untuk melakukan prosesi perkawinan. Kemudian perkawinan pun disahkan sesuai hukum negara. Tiga menit kemudian mereka melakukan proses perceraian di gedung yang sama. Lalu mereka ke luar gedung dalam kondisi kembali melajang.
Apa komentar netizen atas peristiwa ini? "A marriage with no respect is a failed one right from the beginning", demikian komentar salah satu pengguna media sosial X (sebelumnya bernama Twitter). "Pernikahan tanpa rasa hormat adalah sebuah kegagalan sejak awal," ujarnya.
"If this is how he acts right at the beginning, it's better to leave him," tulis netizen lain menyatakan dukungannya. "Jika dia bertindak seperti ini pada awalnya, lebih baik tinggalkan dia".
Tumbuhkan Sikap Saling Menghormati
Tentu saja kejadian di Kuwait tersebut menjadi contoh yang terlalu ekstrem. Karena kejadian tersebut tak perlu berakhir dengan perceraian, apabila:
- Proses ta'aruf atau saling mengenal sebelum memutuskan menikah sudah terjadi dengan baik. Sudah saling memahami, dan saling menerima atas kondisi masing-masing.
- Adanya kedewasaan sikap kedua pengantin. Salah satu bentuk kedewasaan adalah mampu mengatasi rasa kecewa, dan mampu mencari solusi atas kekecewaan yang dirasakan.
- Kesediaan suami dan istri untuk saling menjaga, saling menghormati, saling menghargai, saling menguatkan dalam kebaikan, dan saling memberikan yang terbaik untuk pasangan.
- Kemampuan menyelesaikan setiap masalah secara bijak. Pasangan suami istri harus memiliki pilihan resolusi konflik yang tepat, agar bisa mengubah konflik menjadi cinta.
Nasi sudah menjadi bubur. Pasangan tersebut sudah terlanjur bercerai. Pelajaran untuk kita semua, agar selalu menumbuhkan sikap respect dalam kehidupan pernikahan, yaitu saling menghargai, dan saling menghormati. Dengan penghormatan yang tulus.
Bahan Bacaan
Ellie Fry, Couple Divorce After Three Minutes When Groom Makes Shocking Comment at Wedding, https://www.mirror.co.uk, 26 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H