Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Jessica Wongso dan Potret "Kepakaran" Kita

11 Oktober 2023   08:22 Diperbarui: 11 Oktober 2023   08:45 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://thedecisionlab.com/

Saya segera teringat analisa Tom Nichols dalam buku The Death of Expertise. Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh Gramedia (2022) dengan judul Matinya Kepakaran. Menyoroti --salah satunya, tentang banyaknya "pakar dadakan" yang muncul di media sosial. Seakan semua orang berhak menyampaikan opini publik terkait dengan tema apa saja, bahkan ketika orang itu tak memiliki ilmu dan informasi yang memadai.

Fenomena ini disebut sebagai "Dunning-Krugger Effect". Dalam teorinya, Dunning dan  Krugger menyatakan, banyak orang awam merasa paling pakar di media sosial. Mengapa bisa terjadi fenomena ini? Karena pengetahuan mereka minim.

Mereka tidak mengetahui bahwa ada ratusan jurnal ilmiah tentang topik yang tengah mereka bicarakan. Karena tidak pernah membaca atau menelaah jurnal ilmiah tersebut, mereka tidak mengetahui betapa kompleksnya ilmu pengetahuan dalam topik yang tengah mereka komentari.

Fenomena ini oleh Tom Nichols disebut sebagai the death of expertise. Menurutnya, kepakaran telah mati. Pendapat pakar (beneran) yang tidak sesuai dengan selera keberpihakan seseorang, langsung ditolak. Sementara mereka mengembangkan pemikirannya sendiri dengan leluasa.

Kasus sianida ini mendadak marak kembali dikunyah-kunyah. Podcast para selebritis mengupas tema ini, dan disimak jutaan masyarakat. Saya mengikuti beberapa bagian --lebih tepatnya: cuplikan; podcast Deddy Corbuzier dan dokter Richard Lee. Sebagai orang awam, saya menikmati podcast mereka pada tema ini.

Cukuplah kita melek dan makin memahami. Bahwa tidak semua orang yang divonis dan meringkuk dalam penjara, pasti bersalah. Sebagaimana tidak semua orang yang berada dalam kondisi bebas---di luar penjara, pasti orang baik yang tidak bersalah.

Kendati adagium hukum "in criminalibus probantiones bedent esse luce clariores" --dalam perkara pidana, bukti harus lebih terang daripada cahaya; namun hal itu sepertinya bukan kondisi di dunia. Hanya pengadilan akhirat yang akan bisa mewujudkannya. Bahwa bukti akan lebih terang dari cahaya.

Bahan Bacaan

Kendra Cherry, What Is the Dunning-Kruger Effect? A Cognitive Bias that Causes an Overestimation of Capability, https://www.verywellmind.com, 8 November 2022

Psychologi Today, Dunning-Kruger Effect, https://www.psychologytoday.com, diakses 11 Oktober 2023

Rod Lamberts, Book Review: The Death of Expertise, https://theconversation.com, 7 Juli 2017

Tom Nichols, Matinya Kepakaran, Kepustakaan Populer Gramedia, 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun