Aisyah menceritakan, "Aku minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian aku menyerahkannya kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw menaruh bibirnya persis di bekas tempat aku minum. Saat aku makan sepotong daging, kemudian aku serahkan sisanya kepada Nabi saw, beliau juga menaruh bibirnya di bekas gigitanku" (HR Ibnu Hibban).
Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah Waliyuddin at-Tabrizi (wafat 741 H) dalam kitab "Misykatul Mashabih ma'a Mir'atil Mafatih" menjelaskan, bahwa hadits di atas menjadi dalil diperbolehkanya bercumbu rayu dengan istri yang sedang haidh, duduk dengannya, makan bersama, dan mengambil sisa-sisa makanan dan minuman darinya.
Kemesraan Nabi saw ditunjukkan pula dengan senang mencium istri. 'Aisyah berkata, "Rasulullah saw jika selesai shalat Ashar maka beliau masuk menemui istri-istrinya lalu mencium dan mencumbui salah seorang di antara mereka" (HR. Bukhari dan Muslim). Ummu Salamah berkata bahwasanya Rasulullah saw menciumnya dan ia sedang puasa (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi saw sangat memuliakan istri. Beliau saw rela menjadikan lutut sebagai pijakan bagi Shafiyah, istri beliau, untuk naik ke onta tunggangan.
Anas bin Malik berkata, "Aku melihat Nabi saw mempersiapkan kelambu di atas onta untuk Shafiyah, lalu beliau Saw duduk di dekat onta lalu meletakan lutut beliau. Shafiyah menginjakkan kakinya di atas lutut beliau untuk naik di atas onta" (HR. Bukhari).
Kendaraan kita di zaman sekarang adalah sepeda motor atau mobil. Sikap romantis bisa ditunjukkan dengan membukakan pintu mobil untuk istri, atau membantu istri untuk membonceng motor / sepeda suami.
Ketiga, suka memuji istriÂ
Pada umumnya, istri sangat senang dipuji. Nabi saw mencontohkan kepada umatnya untuk senang memuji istri. Nabi memuji 'Aisyah dengan ucapan,
"Keutamaan 'Aisyah dibandingkan perempuan lain ialah seperti keutamaan tsarid (roti dicampur daging) di atas seluruh makanan" (HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa romantis perkataan Nabi saw terhadap 'Aisyah. Ini membuat 'Aisyah sangat bangga dan bahagia mendampingi beliau.
Keempat, memanggil istri dengan panggilan kesayangan