Belajar Dewasa dan Bijaksana Menghadapi Konflik
Karena konflik suami istri tak mungkin bisa dihindari, yang bisa dilakukan adalah selalu belajar untuk bersikap dewasa dan bijaksana dalam menghadapi konflik. Hadapi konflik dengan dewasa dan bijaksana. Jangan melarikan diri dari konflik.
Bagaimanakah orang dewasa bersikap terhadap konflik? Berikut 8 rambunya.
- Menerima konflik sebagai salah satu ekspresi cinta. Orang yang saling mencinta pasti akan muncul kecewa. Ketika kecewa, mudah melahirkan konflik dalam rumah tangga.
- Bersihkan hati dan pikiran. Tenangkan jiwa, tenangkan raga. Kendalikan emosi dengan cara-cara syar'i. Perbanyak istighfar dan shalawat untuk mengendalikan diri.
- Berdoa dan meminta petunjuk serta kekuatan dari Allah. Yakin bahwa tidak ada yang bisa menciptakan ketenangan dan jalan keluar, kecuali hanya Allah.
- Fokuslah pada konflik yang sedang Anda hadapi saat ini. Jangan menuduh pasangan "selalu begini" atau "tidak pernah begitu" dengan mengaitkan kepada hal-hal terdahulu. Menempatkan pasangan pada posisi diserang, bukan sikap dewasa dan bijaksana.
- Tempatkan diri dan pasangan pada posisi yang sama. Mencoba menyelesaikan masalah dengan "cara saya" atau "cara dia" membuat tidak segera menemukan titik temu. Carilah solusi yang mewakili "cara kami" atau "cara bersama".
- Cobalah mengidentifikasi masalah inti. Saat konflik, sering kali melebar dan meluas. Ini berpotensi menyamarkan masalah sebenarnya.
- Diskusikan keyakinan dan harapan Anda secara terbuka. Jangan menafsirkan pikiran atau keinginan pasangan semata-mata dari dugaan yang Anda kembangkan. Ajukan pertanyaan dan diskusikan secara dewasa.
- Jangan membawa emosi dan kemarahan dalam tidur Anda. Jika belum mampu mencapai penyelesaian masalah sebelum tidur malam ini, kesampingkan dahulu masalah tersebut. Bertekadlah bahwa Anda akan menemukan solusi keesokan harinya.
Jangan pernah lupa bahwa keharmonisan hubungan dengan pasangan jauh lebih penting daripada memenangkan pertengkaran atau usaha untuk menjadikan pasangan "lebih benar". Walau Anda yakin pendapat dan posisi Anda lebih benar, namun usaha memenangkan posisi diri ini justru bisa menghalangi harmonisasi.
Dalam usaha menemukan penyelesaian, jangan izinkan diri Anda menyimpan dendam dan kemarahan kepada pasangan. Cepatlah memaafkan, cepatlah mengakui kesalahan, cepat move on dari konflik, serta mengubah kondisi menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H