Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solusi Konflik Suami Istri

3 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 3 Juni 2023   09:34 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.donbrobst.com/

Konflik dan pertengkaran adalah hal yang wajar dalam kehidupan pernikahan. Ketika seorang lelaki menghadapi konflik dengan istri, biasanya ia akan merespon dengan salah satu dari tiga cara berikut ini.

Pertama, "Saya menyerah. Saya lebih suka menyerah daripada melawan. Terserah istri saya maunya apa'.

Kedua, "Saya melarikan diri, berharap masalah akan selesai dengan sendirinya".

Ketiga, "Saya menegakkan otoritas untuk mengendalikan dan memimpin keluarga, dan bisa mengarahkan keadaan sesuai yang saya inginkan".

Sayangnya, saat Anda mengalah, melarikan diri, atau berusaha menegakkan otoritas dan kekuasaan, tidak akan membuat Anda merasa lebih baik. Anda tidak  akan mendapatkan kepuasan yang semakin meningkat.

Demikian pula ketika seorang istri menghadapi konflik dengan suami, biasanya akan merespon dengan cara berikut ini.

Pertama, "Saya berusaha menang dengan mengomel dan mendominasi suami. Saya sangat jengkel dengan tingkah lakunya".

Kedua, "Saya menantang suami ---terutama ketika saya yakin lebih benar atau lebih tahu ketimbang dirinya".

Ketiga, "Saya menarik diri. Saya biarkan saja suami melakukan apapun. Menyendiri dan menangis tampaknya lebih menenangkan bagi saya".

Tetapi tidak satu pun dari opsi semacam ini yang mampu meningkatkan kepuasan dalam pernikahan. Tidak pula mampu memberikan ketenangan dan kedamaian jangka panjang. Justru semakin menumpuk emosi permasalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun