Abu Ya'la Al-Mushili meriwayatkan dengan sanad hasan dari Aisyah ra, ia berkata, "Aku membawa khazirah (daging yang diiris kecil-kecil lalu dimasak dengan air, setelah mendidih dicampur dengan tepung gandum) untuk Nabi saw. Aku berkata kepada Saudah-- sementara Nabi saw berada di antara aku dan saudah, 'Makanlah!' Saudah tidak mau.
Aku berkata, 'Makanlah atau aku oleskan makanan ini ke wajahmu,' Saudah tetap tidak mau. Aku meletakkan tangan di atas khazirah lalu aku oleskan ke wajah Saudah. Nabi saw tertawa. Lalu beliau meraih tangan Saudah dan beliau letakkan di atas khazirah. Beliau berkata, 'Oleslah wajah (Aisyah)!" Nabi saw kembali tertawa.
Setelah itu Umar lewat, ia memanggil-manggil, 'Hai Abdullah! Hai Abdullah!' Beliau mengira Umar akan masuk. Kemudian beliau saw berkata, 'Ayo sana, basuhlah (bersihkan) wajah kalian berdua." Aisyah berkata, 'Sejak saat itu, aku segan kepada Umar karena sikap segan Rasulullah kepadanya" (HR. Abu Ya'la dalam Musnad no VII/449).
Lihatlah betapa bijak dan dewasa Nabi saw menghadapi keributan kecil yang ada di rumah para istrinya. Beliau tidak memarahi seorang pun di antara para istri yang sedang ribut.
Pada contoh fragmen ketiga, bahkan beliau membuat suasana menjadi lucu dan membuat beliau tertawa. Tak perlu marah dan meledak emosi atas kondisi yang tak sesuai harapan. Hadapi dengan bijaksana dan dewasa.
Semua masalah pasti ada jalan keluar terbaiknya. Ambil contoh dari teladan mulia, Nabi Muhammad dan keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H