You can't resist reading your child's personal diary, breaking into his email account, or eavesdropping on his phone conversations. Ask yourself, what makes you do these things? Too much surveillance can make a child rebel against parents" --Arun Sharma, 2023.
Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi menulis makalah berjudul 'Isyruna Khatha-an Tarbawiyan Nartakibuha Ma'a Abna-ina. Isinya tentang duapuluh poin kesalahan yang umum dilakukan orangtua dalam mendidik anak-anak mereka.
Dalam tulisan kali ini, saya akan menyampaikan beberapa poin saja. Biar secara psikologis kita tidak terlalu terbebani dengan banyaknya kesalahan kita selama ini. Khawatirnya justru menjadi melemahkan semangat berbenah diri.
Menurut Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi, kesalahan yang banyak dilakukan orangtua tanpa mereka sadari adalah at-tajassus atau suka memata-matai anak. Banyak orang tua yang selalu curiga dan memata-matai setiap aktivitas anak.
Orangtua tidak percaya dengan anak, akhirnya berusaha untuk memata-matai anak untuk mengetahui berbagai aktivitasnya. Dia antara tindakan at-tajassus misalnya menggeledah saku pakaian atau tas milik anak, memasang CCTV di kamar anak, membobol password rahasia untuk masuk ke akun email dan berbagai media sosial anak.
Bukan seperti ini cara mendidik anak. Islam hadir dengan memberikan penghargaan terhadap kehormatan dan kemuliaan umat manusia. Maka terdapat larangan at-tajassus yang berlaku secara umum, baik dalam hubungan antara manusia, maupun dalam hubungan dalam rumah tangga.
Larangan Melakukan At-Tajassus
Dalam kamus Lisan al-'Arab karangan Imam Ibnu Manzhur, tajassus dimaknai bahatsa 'anhu wa fahasha yaitu mencari berita atau menyelidikinya. Dalam kamus Al-Bishri dinyatakan, tajassus berasal dari kata jassa-yajussu-jassan, kemudian berimbuhan huruf ta di awal kalimat dan di-tasydid huruf sin-nya maka menjadi kata tajassasa-yatajassasu-tajassusan yang berarti menyelidiki atau memata-matai.
At-tajassus adalah tindakan mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berpendapat, "At-tajassus adalah mencari aib-aib orang lain atau menyelidiki kejelekan saudaranya" (Tafsir Al-Quran Al-Karim).
Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh menyatakan, "Kata 'tajassus' lebih sering digunakan untuk suatu kejahatan" (Lubab At-Tafsir min Ibn Katsir). Maka at-tajassus termasuk sikap yang dilarang dalam Al-Qur'an maupun hadits Nabi saw. Allah Ta'ala berfirman,