Kisah Ramadan -- 25
Apa kabar Ramadanmu? Tidak terasa, hari ini kita sudah memasuki 25 Ramadan, yang berarti tinggal ada sisa-sisa hari hingga akhir Ramadan nanti. Sampai dengan hari ke duapuluh lima ini, sudah seberapa bagus kualitas puasamu? Sudah seberapa bagus dan berapa banyak shalat tarawihmu?
Sudah seberapa banyak sedekahmu? Sudah seberapa banyak tilawah Qur'anmu? Sudah berapa panjang rukuk dan sujudmu? Sudah berapa ribu rakaat shalat tarawihmu?
Mumpung masih ada beberapa hari terakhir Ramadan, mari berusaha memperbaiki kualitas ibadah kita. Masih banyak di antara kita yang mengeluh atas panjangnya surat yang dibaca imam tarawih. Masih banyak di antara kita yang mengeluh atas lamanya waktu pelaksanaan shalat tarawih.
Padahal Nabi saw melakukan shalat malam dengan rakaat yang sangat panjang. Saking panjangnya, para sahabatpun merasa keberatan. Hudzaifah menceritakan, Nabi saw pernah membaca surat Al-Baqarah dan Ali Imran dalam satu rakaat.
Diriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, "Aku pernah melakukan shalat bersama Rasulullah saw pada suatu malam. Beliau memulai dengan membaca surat Al-Baqarah. Aku berkata, 'Beliau akan membaca seratus ayat, kemudian beliau ruku'.
Tatkala beliau melewatinya, aku berkata, 'Beliau membacanya dalam dua rakaat.' Tatkala sampai pada kalimat an-naas, saya berkata, 'Beliau membacanya dalam satu rakaat'. Tatkala selesai dari surat (Al-Baqarah) ini, beliau membuka dengan membaca surat Ali-'Imran.
Ketika melewati bacaan tasbih, takbir, tahlil, penyebutan Surga dan Neraka, maka beliau berhenti, lalu berdoa atau memohon perlindungan kemudian beliau rukuk. Ketika rukuk, beliau membaca: 'Subhana rabbiyal 'azhim'. Lamanya beliau rukuk sama dengan lamanya beliau berdiri atau lebih lama lagi.
Kemudian beliau membaca, 'Sami'allahu liman hamidah,' lalu beliau berdiri dalam waktu yang lama, kemudian beliau sujud. Ketika sujud, beliau membaca, 'Subhana rabbiyal a'la". Lama sujudnya hampir sama dengan berdirinya (Riwayat Muslim).
Demikian pula riwayat dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Aku pernah melakukan shalat bersama Rasulullah saw. Beliau memperpanjang (shalatnya) hingga aku menginginkan sesuatu hal yang buruk". Lalu ada yang bertanya, 'Apa yang engkau inginkan?' Ibnu Mas'ud menjawab, 'Aku menginginkan agar aku bisa duduk dan aku meninggalkannya" (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Demikian pula perilaku para sahabat Nabi saw dalam menunaikan shalat tarawih. Sahabat Said bin Zaid diceritakan, "Imam shalat malam (di masa sahabat) membaca ratusan ayat. Hingga kami para makmum harus bertumpu pada tongkat karena saking lamanya salat."
Said bin Zaid menambahkan, "Para sahabat Nabi biasanya tidak selesai shalat malam kecuali di saat waktu subuh tiba."
As-Saib bin Yazid berkata, "Umar bin Khaththab pernah memerintahkan Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad-Dari menjadi imam tarawih pada malam Ramadhan. Kemudian sang imam membaca 200 ayat, hingga kami bersandar kepada tongkat-tongkat karena lamanya berdiri, tidaklah kami selesai dari shalat kecuali telah mendekati waktu subuh."
Jika imam tarawih mengajakmu shalat dengan rakaat yang panjang, berlatihlah untuk menikmati. Jika imam tarawih memimpin dengan cepat, ikuti saja. Karena Rasulullah saw telah bersabda,
"Barangsiapa shalat Tarawih bersama imam, maka akan dicatat untuknya shalat malam satu malam penuh" (HR. Ahlus Sunan).
Bahan Bacaan
Muhammad Nur Ichwan Muslim, Nasehat Selepas Ramadhan, https://muslim.or.id, 21 April 2021
Muhammad bin Su'ud al-'Uraifi, Keadaan Nabi saw di Malam Hari, https://almanhaj.or.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H