Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Al-Hilm, Ketenangan dan Ketabahan

15 April 2023   06:03 Diperbarui: 15 April 2023   06:14 3151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.peakpx.com/

Kisah Ramadan -- 24

Dalam kehidupan sehari-hari, betapa banyak kita jumpai orang-orang "bersumbu pendek". Mudah marah, mudah meledak emosinya, atas hal-hal kecil yang menimpa dirinya, atau terjadi di sekitarnya.

Hanya karena tersenggol orang di jalan atau di pasar, seseorang mengamuk dan berteriak tak terkendali. Hanya karena dihentikan Pak Polisi di jalan untuk diperiksa surat-surat kendaraan, seseorang emosi hingga membanting sepeda motornya.

Hanya karena terlambat dibuatkan sarapan, seorang suami mengamuk dan memarahi istri. Hanya karena terlambat memberikan uang belanja, seorang istri emosi dan membantingi barang-barang pecah belah di rumah.

Betapa langka sifat al-hilm dalam zaman kita saat ini. Kehidupan yang serba instan telah memicu hadirnya sikap tergesa-gesa, grusa-grusu, kurang pertimbangan, cepat meledak, cepat kecewa, serta emosional.

Membangun Al-Hilm dalam Kehidupan

Al-hilm adalah sikap yang condong kepada sabar, tenang dan tabah. Seseorang disebut memiliki sifat hilm apabila tidak mudah marah, tidak gampang tersulut emosi, dan tidak tergesa-gesa atau grusa-grusu.

Dalam sebuah hadits Imam Muslim diceritakan, bahwa Rasulullah saw bersabda kepada salah seorang sahabatnya,

"Sesungguhnya kamu mempunyai dua akhlak yang sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat al-hilm (mampu menahan emosi) dan al-anah (sikap tenang dan tidak tergesa-gesa)".

Nabi saw adalah sosok teladan utama dalam sifat al-hilm. Kita simak kembali  hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari berikut ini.

Dari Anas bin Malik dia berkata: Saya berjalan bersama Nabi saw dan beliau memakai selendang yang tebal dan kasar asal negeri Najran. Seorang Arab Badui datang lalu menarik beliau dengan tarikan yang sangat keras hingga permukaan lehernya berbekas akibat tarikan itu.

Orang itu berkata: "Perintahkanlah agar aku diberikan Allah yang ada padamu". Rasulullah saw berpaling pada lelaki itu, kemudian tersenyum, dan dia memberikan harta padanya (HR. Bukhari).

Demikian pula kejadian ketika seorang Badui kencing di dalam masjid. Rasulullah saw tidak marah namun beliau minta sahabat untuk sabar dulu dan membiarkan sampai selesai.

Dari Anas bin Malik bahwa Nabi saw melihat seorang 'Arab badui kencing di dalam masjid, beliau lalu bersabda: Biarkanlah. Setelah orang itu selesai, beliau meminta air dan menyiram bekasnya (HR. Bukhari).

Dalam dua contoh di atas, Nabi saw menampakkan sikap al-hilm. Beliau bersikap tenang, sabar dan tabah. Beliau tidak mudah emosi dan marah-marah, meskipun mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.

Kisah serupa pernah dialami oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Suatu ketika Khalifah  masuk ke dalam masjid. Rupanya bagian dalam masjid tersebut gelap. Tidak tampak isi masjid tersebut. Hingga Umar melewati seorang laki-laki yang sedang tidur di masjid, dan menginjak salah satu bagian tubuh orang itu.

Spontan orang itu bangun lalu berkata, "Apakah kamu sudah gila?"

Seseorang yang menemani Khalifah Umar tersinggung, dan hendak memukul lelaki tersebut. Khalifah Umar menyatakan, "Jangan pukul. Dia tadi hanya bertanya kepadaku, apakah aku sudah gila? Dan aku sudah menjawab, 'Tidak.'"

Sesederhana itu urusannya. Khalifah tidak perlu bersitegang dengan lelaki tersebut. Karena suasana gelap, tentu lelaki tersebut tidak mengenali Khalifah. Apalagi Khalifah memang menginjak anggota badan lelaki tersebut. Maka beliau tidak perlu marah dan tersinggung atas sikapnya.

Inilah contoh perilaku dan sikap hilm. Sebuah sikap ketenangan, kesabaran, ketabahan, jauh dari emosional dan grusa-grusu. Ramadan telah mendidik kita untuk memiliki sifat ini. Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda,

.

"Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa" (HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151).

Imam Nawawi menjelaskan, "Termasuk yang dianjurkan adalah jika seseorang dicela oleh orang lain atau diajak berkelahi ketika dia sedang berpuasa, maka katakanlah 'Inni sha-imun, inni sha-imun', aku sedang puasa, aku sedang puasa", sebanyak dua kali atau lebih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun