Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sabar dan Syukur, Mengantar Kita ke Surga-Nya

12 April 2023   04:19 Diperbarui: 12 April 2023   04:22 4281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Ramadan -- 21

Semua hal baik perlu pembelajaran dan pembiasaan. Termasuk dalam sikap hidup. Manusia menjadi baik, karena mendapatkan pembelajaran dan menerapkan pembiasaan. Ketika konsisten menerapkan keduanya, sikap hidup yang baik akan melekat menjadi karakter.

Salah satu sikap hidup yang perlu pembelajaran dan pembiasaan adalah cara memandang semua peristiwa dalam kehidupan. Manusia memiliki pilihan perspektif, untuk melihat suatu kejadian atau peristiwa, dari sudut yang mana. Masing-masing pilihan menimbulkan konsekuensi yang berbeda.

Saat manusia pandai memandang semua peristiwa dalam perspektif positif, akan berdampak menguatkan jiwa. Sebaliknya, jika memandang segala peristiwa dalam pilihan perspektif negatif, akan berdampak melemahkan jiwa.

Kisah pasangan suami istri, Imran bin Hiththan dan Hamnah, menjadi salah satu contoh pilihan perspektif yang berdampak menguatkan. Suatu hari Imran tengah berduaan bersama Hamnah. Secara fisik, Imran dikaruniai wajah tidak menarik, berjerawat dan pendek. Sedangkan Hamnah adalah perempuan cantik jelita luar biasa.

Tiap kali memandang Hamnah, semakin kelihatan cantik dan jelitadi mata Imran. Di matanya, Hamnah adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat memesona dan menakjubkan. Imran menjadi semakin tertarik dan tidak berkedip memandang istrinya terus-menerus.

Merasa dipandangi terus menerus, Hamnah bertanya heran, "Ada apa dengan dirimu, Imran?"

"Segala puji bagi Allah. Demi Allah, kamu benar-benar perempuan yang sangat cantik," jawab Imran.

"Bergembiralah", ujar Hamnah, "Lantaran ini aku dan kamu akan masuk surga."

"Dari mana kamu tahu hal itu?" ujar Imran.

"Sebab, kamu telah dianugerahi istri secantik aku, dan engkau bersyukur. Sedangkan aku diuji dengan suami sejelek kamu, dan aku bersabar. Orang yang bersabar dan bersyukur ada di dalam surga," jawab Hamnah.

Ini adalah pilihan perspektif. Dengan cara memandang realitas mereka berdua dalam bingkai "sabar dan syukur", Hamnah menjadi nyaman dan tenang hidupnya.

Tentu saja, Hamnah memiliki pilihan perspektif lainnya. Misalnya, ia melihat sebuah ketidakseimbangan dan ketidakadilan. "Mengapa aku dijodohkan dengan lelaki sejelek ini? Mengapa nasibku semalang ini?"

Jika ia memilih perspektif ini, niscaya akan menjalani hidup dengan penuh keterpaksaan dan rasa kesakitan. Perspektif ini akan menyakiti dirinya sendiri. Hidupnya menjadi sengsara, dan ia tak akan bahagia.

Hamnah benar ketika memilih perspektif positif, sabar dan syukur. Ia memilih bersabar atas kondisi suaminya yang tidak kufu dengan penampilan dirinya. Imran memilih bersyukur dikaruniai istri cantik jelita. Keduanya jalan menuju surga. Keduanya bahagia.

Tamat.

Bahan Bacaan

KisahMuslim, Kumpulan Kisah Hikmah dan Unik, https://kisahmuslim.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun