Kisah Ramadan -- 18
Â
Â
Salah satu kebiasaan orang-orang salih zaman dulu adalah meminta doa kepada para alim ulama untuk berbagai keperluan mereka, termasuk ketika tengah sakit. Mereka meyakini bahwa doa para ulama lebih cepat dikabulkan oleh Allah.
Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Siyar A'lam An-Nubala', menukilkan riwayat tentang seorang perempuan yang menderita lumpuh selama duapuluh tahun. Abbas bin Muhammad Ad-Dauri berkata; disampaikan oleh Ali bin Abi Fazarah, ia bercerita:
"Ibuku sakit lumpuh sekitar duapuluh tahun lamanya. Suatu hari ibu berkata padaku, 'Pergilah ke rumah Imam Ahmad bin Hanbal. Mintalah ia mendoakanku.'
Aku pun mendatangi rumah Imam Ahmad, lalu aku ketuk pintu rumahnya. Ternyata Imam Ahmad tengah berada di halaman depan rumahnya.
'Siapa ini?' tanya Imam Ahmad.
Aku menjawab, 'Aku disuruh ibuku yang lumpuh untuk memintamu mendoakannya.'
Aku mendengar Imam Ahmad menjawab dengan nada bicara orang marah, 'Kami lebih butuh doa kalian.'
Maka aku pun pergi. Tiba-tiba seorang wanita tua keluar dan berkata, 'Setelah kau pergi, Ahmad bin Hanbal berdoa untuk ibumu.'
Ketika sampai di rumah, aku mengetuk pintu. Ternyata ibuku berjalan keluar dengan kakinya sendiri."
Subhanallah. Doa orang salih sangatlah mustajab. Baru saja Ali bin Abi Fazarah mendatangi Imam Ahmad bin Hanbal untuk mendoakan ibunya, dan Imam Ahmad mendoakan dari jauh, ternyata sang ibu telah disembuhkan Allah. Bahkan ketika Ali belum tiba di rumah.
Kita mendapatkan sangat banyak pelajaran dari kisah di atas.
Pertama, keutamaan mendatangi para ulama dan meminta doa dari mereka. Kebiasaan ini telah menjadi bagian dari tradisi orang-orang salih di masa terdahulu. Maka perempuan yang lumpuh mengutus anaknya untuk meminta doa kepada Imam Ahmad.
Kedua, doa orang sakit lebih mustajab dibandingkan orang sehat. Jawaban Imam Ahmad, "Kami lebih butuh doa kalian", memberikan pelajaran bahwa sesungguhnya doa orang sakit lebih mustajab, karena berada dalam kondisi yang terdesak dan sangat memerlukan pertolongan.
Sebagaimana diketahui, di antara doa yang mustajab adalah doa yang dipanjatkan dari seseorang ketika dalam kondisi lemah dan terdesak, yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah. Karena itu, doa mereka lebih mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgar.
Allah berfirman,
"Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan" (QS. An-Naml: 62).
Orang sakit termasuk diantara mereka yang dalam kesulitan, sebagaimana penjelasan Ibnu Allan dalam kitab Futuhat ar-Rabbaniyah, Syarh al-Adzkar An-Nawawiyah,
"Karena orang sakit termasuk orang yang terdesak, doanya lebih cepat diijabahi dari pada yang lainnya".
Ketiga, adab terhadap ulama. Ketika Imam Ahmad mengatakan "Kami lebih butuh doa kalian", maka lelaki tersebut langsung pergi meninggalkan rumah Imam. Ia tidak memaksa dan tidak pula mengancam Imam Ahmad, pun tidak mengatakan kalimat yang tidak sopan lantaran merasa ditolak.
Keempat, kerendah-hatian para ulama. Jawaban Imam Ahmad "Kami lebih butuh doa kalian" justru menunjukkan betapa rendah hati dan tawadhu' beliau.
Imam Ahmad tidak mengatakan, "Kamu mendatang orang yang tepat, karena doaku sangat mustajab". Demikianlah sikap rendah hati para ulama.
Mari lebih dekat dengan para ulama, jangan menjauh dari mereka. Karena ulama adalah pewaris para Nabi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI