"Wahai Syaqiq, tidakkah engkau mendengar bahwa Rasulullah saw telah bersabda, 'Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah'. Bukankah di antara tanda seorang mukmin sejati adalah dia menginginkan satu dari dua derajat yang lebih tinggi dalam segala hal, hingga dia mencapai tingkatan Al-Abrar (orang vang banyak berbakti)?"
Syaqiq AI-Balkhi tersentak mendengar penjelasan Ibrahim bin Adham. Ia mencium tangan Ibrahim bin Adham seraya berkata, "Engkau benar-benar guru kami, wahai Abu Ishaq."
Pertanyaan Ibrahim bin Adham sangat telak. "Mengapa engkau lebih memilih menjadi burung yang patah sayapnya?" Ini adalah kesalahan yang fatal dalam mengambil pelajaran.
Jika ada dua burung, yang satunya sakit dan satunya sehat. Yang satunya lemah dan satunya kuat. Mengapa meletakkan diri pada kondisi burung yang sakit dan lemah, yang memerlukan bantuan burung lain? "Mengapa engkau tidak memilih menjadi burung sehat yang telah memberi makan burung yang sakit tersebut?"
Salah mengambil hikmah, bisa membuat seseorang menjadi pemalas dan tak mau bekerja. Berhati-hatilah.
Bahan Bacaan
Imam Ibnul Jauzi, 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H