Kisah Ramadan -- 4
Dalam kitab "Syadzrat Ad-Dzahab Fi Akhbar Man Dzahab" karya Ibnu 'Imad Al-Hambali dikisahkan pertemuan Ibnu Sammak dengan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu, Ar-Rasyid menyediakan air minum untuk Ibnu Sammak.
Sebelum minum, Ibnu Sammak berkata, "Demi Allah wahai Amirul Mukminin, seandainya engkau terhalang tidak dapat meminum air, maka berapa Anda akan menebusnya?"
"Dengan kerajaanku," jawab Ar-Rasyid.
"Andaikan anda tidak dapat mengeluarkannya (membuangnya), maka dengan apa Anda menebusnya?" ujar Ibnu Sammak.
"Dengan kerajaanku," jawab Ar-Rasyid.
"Sesungguhnya kekuasaan hanyalah senilai tegukan air, maka selayaknya dia tidak diperebutkan," lanjut Ibnu Sammak.
Demikianlah manusia bijak, bisa memiliki pandangan yang mendalam tentang kehidupan. Cara penggambarannya sederhana, namun mengandung makna yang sangat mendalam.
Puncak tampuk kekuasaan sering menggiurkan. Banyak manusia ingin mendudukinya. Manusia berharap bisa menjadi Khalifah, Sultan, Raja, Presiden, Direktur, Ketua Umum, atau apapun pangkat serta jabatan-jabatan tinggi.
Tak jarang manusia menghalalkan segala cara untuk bisa mendudukinya. Mereka membangun tim, menyiapkan sistem, bahkan merekayasa kecurangan demi menduduki tampuk kekuasaan atau kepemimpinan.
Banyak manusia mabuk. Tak sadar bahwa kekuasaan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat. Betapa berat hisab Allah untuk para pemimpin yang mengurus kepentingan masyarakat luas.
Tak sadar bahwa kekuasaan menjadi tidak ada nilainya saat menghadapi risiko yang mengancam nyawa. Jika manusia tidak memiliki air sama sekali, dan hanya bisa mendapatkan air apabila melepas jabatannya, mereka memilih melepas jabatan.
Jika manusia tak bisa mengeluarkan kotoran yang ada dalam tubuhnya, mereka terancam mati. Seandainya manusia tidak bisa mengeluarkan apapun yang ada dalam tubuhnya, dan hanya bisa mengeluarkan apabila melepas jabatannya, mereka memilih melepas jabatan.
Betapa rendah nilai jabatan. Bahkan jika dibandingkan dengan kotoran. Begitulah cara Ibnu Sammak menyadarkan Khalifah. Dengan perumpamaan sangat sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H