Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Belajar Memahami Makna "Sedikit" dari Ibnu Sammak

26 Maret 2023   04:13 Diperbarui: 26 Maret 2023   04:14 2991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan yang masih tersisa darinya hanya sedikit", lanjut Ibnu Sammak. Seluruh dunia saja sedikit, apalagi yang tersisa. Sudah berapa banyak manusia tinggal di dunia dan menikmati kekayaan dunia. Makin hari makin terkuras, hingga tinggal sisa saja.

Sisa-sisa kekayaan yang ada di muka bumi ini dimanfaatkan oleh banyak manusia yang hidup saat ini. Maka, "Bagianmu dari sisa itu juga sedikit," ungkap Ibnu Sammak. Manusia harus rela berbagi dari yang sedikit itu, untuk dinikmati bersama. Jadi mereka menikmati hidup dari sisa yang tinggal sedikit.

"Dan tidak tersisa dari bagianmu yang sedikit itu melainkan sedikit", tambahnya. Pada akhirnya, generasi mendatang akan mendapatkan sisa-sisa dari yang kita manfaatkan sekarang. Mereka hanya akan mendapatkan sedikit. Semua manusia, hanya menemukan sedikit dunia.

Jadi, apa yang bisa dibanggakan manusia dengan yang sedikit itu? Patutkah manusia bersikap sombong, sementara ia hanya berbekal sesuatu yang sedikit? Mereka hanya menikmati sisa-sisa yang sedikit. Mereka hanya menyisakan untuk generasi mendatang, warisan yang sedikit. Lalu apa yang bisa disombongkan oleh manusia yang serba sedikit ini?

Allah telah menyampaikan hakikat perbandingan dunia dengan akhirat. Bahwa kenikmatan hidup di dunia ini dibandingkan akhirat hanyalah sedikit.

"Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit" (QS. At-Taubah: 38).

Rasulullah saw juga telah memberikan metafora yang sangat jelas. Bahwa dunia seluruhnya ini hanyalah sedikit.

"Tidaklah dunia dibandingkan akhirat itu melainkan seperti ketika seorang dari kalian mencelupkan telunjuknya ke lautan, maka lihatlah apa yang tersisa (di tangannya)" (HR. Muslim).

Air laut itu sangat banyak. Itulah gambaran akhirat. Sedangkan dunia hanyalah air yang tersisa di tangan saat kita menyelupkan telunjuk tangan ke dalam air laut. Tentu sangat sedikit. Itulah dunia.

Maka berhentilah bersikap congkak, sombong dan besar kepala. Karena seberapapun dunia engkau dapatkan, itu hanya sedikit. Seberapapun kekayaan yang ada padamu, itu hanya sedikit.

Akhirat, itulah yang banyak. Di sana ada banyak kenikmatan --tak terbatas. Di sana juga ada banyak siksa, tak terbatas. Di sana ada banyak bahagia, tak terhitung jumlahnya. Di sana juga ada banyak derita, tak terhingga besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun