Catatan Laki-laki (24)
Salah satu problem manusia modern adalah tidak betah mendengarkan. Maka banyak orang merasa kesepian hidupnya, karena ingin bercerita, namun tak ada yang betah mendengarkannya. Ingin mengobrol, namun tak ada yang mau mendengarkan obrolannya.
Penyakit ini menjadi berbahaya dalam kehidupan suami istri. Ketika istri ingin curhat, dan suami tak mau mendengar curhatnya, istri akan curhat kepada orang lain di luar sana.
Ketika istri ingin bicara, namun suami tak bersedia mendengarkannya, ia akan merasa diabaikan dan tak diterima. Istri merasa tidak dicintai. Istri merasa tidak dihargai. Maka ia akan merasa sakit hati.
Demikian pula ketika istri tak mau mendengarkan pembicaraan suami, pasti akan membuat ang suami sakit hati. Ia merasa tidak dipercaya. Ia merasa tidak dianggap sebagai kepala keluarga. Bahkan ia merasa tidak berguna.
Untuk itulah, suami dan istri harus saling betah mendengarkan pembicaraan pasangan. Kita mendapatkan teladan utama dari Nabi saw --sosok yang sangat betah mendengarkan pembicaraan orang lain.
Nabi Betah Mendengarkan
Dalam sebuah penggal sejarah, suatu ketika Utbah bin Rabi'ah duduk di sebelah Rasulullah saw seraya berkata, "Wahai anak pamanku, sesungguhnya engkau mengetahui secara pasti kedudukanmu di tengah-tengah kaummu..."
"Engkau telah memecah-belah barisan mereka, engakau caci-maki tuhan-tuhan mereka, dan engkau kafirkan nenek moyang mereka. Karena itu dengarkanlah kata-kataku: Aku akan menyampaikan beberapa tawaran, mudah-mudahan kamu mau menerima sebagiannya," sambung Utbah.
Nabi saw menjawab, "Wahai Abl Walid, katakanlah. Aku akan mendengarnya."