Saya sering mendengar, ada maskapai penerbangan yang sengaja memberi jatah avtur sangat terbatas. Demi efisiensi. Konon ini melanggar peraturan penerbangan internasional.
Rupanya cuaca di bandara YIA tak kunjung membaik. Beberapa saat kemudian captain mengumumkan dari ruang kemudi. "Kita menuju bandara Juanda di Surabaya".
Nah. Berarti ini langkah penyelamatan. Karena pesawar harus turun mengisi bahan bakar, dan bandara yang memungkinkan adalah Surabaya. Tidak mungkin pesawat akan berputar-putar terus menunggu baiknya cuaca bandara. Bisa kehabisan bahan bakar.
Penumpang tidak boleh protes. Juga tidak mungkin minta turun pesawat sebelum mendarat. Jadi, ikut saja ke mana pilot membawa pergi.
Alhamdulillah, pesawat mendarat dengan selamat di bandara Juanda Surabaya, atas izin Allah. Bersyukur bisa mendarat, meski tidak di bandara tujuan yang direncanakan dan diharapkan.
Penumpang diminta tetap duduk di dalam pesawat. Tak lama kemudian mulai tampak petugas sedang mengisi bahan bakar pesawat. Sekitar 30 menit stay di dalam pesawat saja, hingga akhirnya pilot mengumumkan akan segera terbang ke Yogyakarta.
Begitulah kehidupan. Kadang kita memiliki tujuan yang hendak dicapai. Kita sudah bergerak dan berjuang demi mencapai tujuan.
Kita merasa sudah on the track dalam upaya mencapai tujuan. Bahkan kita merasa sudah sangat dekat dengan tujuan.
Belum tentu kita berhasil mendarat di posisi tujuan. Bisa jadi Allah kehendaki kita menjalani peran berbeda dari yang kita rencanakan semula.
Maka nikmati saja. Apa yang Allah berikan, itulah yang terbaik untuk kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H