Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air Mata Lelaki

2 Desember 2022   11:40 Diperbarui: 2 Desember 2022   11:47 1881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi by Canva

Catatan Laki-laki (14)

Lelaki itu pemimpin. Ia bertanggung jawab terhadap pihak yang dipimpin.

Ia takut menzalimi jiwa-jiwa lembut yang harus dipimpinnya. Ia takut menyakiti orang-orang yang harus dilindunginya. Ia khawatir belum menunaikan hak orang-orang yang harus disantuninya.

Saat mengingat beratnya pertanggungjawaban, ia menangis. Takut dengan tuntutan akhirat yang sangat berat.

Ini yang dirasakan seorang lelaki sejati, Umar bin Khathab. Saat menjadi Khalifah, ia kerap tak nyenyak tidur.

Malam-malam terjaga mengingat rakyatnya. Sayyidah Atikah, istri tercinta bercerita tentang air mata sang lelaki gagah perkasa.

"Suatu malam", ujar Atikah, "saat hendak tidur karena sangat mengantuk, tiba-tiba Khalifah terduduk dan menangis".

"Apa yang terjadi  denganmu, wahai Amirul Mukminin?" pelan ia menyapa.

Mata lelaki perkasa itu basah oleh air mata. Tampak sedang berusaha menenangkan diri.

"Aku mengemban amanat semua urusan kaum muslimin, umat Muhammad," ujar Umar dengan suara berat.

Ia menghela napas. "Di dalamnya terdapat orang-orang miskin, orang-orang lemah, anak yatim dan orang-orang yang teraniaya..."

Suara Umar bertambah berat. Air mata berjatuhan bak hujan lebat di keheningan malam.

"Aku khawatir akan beratnya pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah....." tumpah ruah air mata sang Khalifah.

Umar yang dikenal sebagai lelaki gagah perkasa, lelaki sejati, petarung tangguh, pembela agama yang tak punya rasa takut, menangis bercucuran air mata.

Itulah tangis lelaki sejati. Tangis pertanggungjawaban. Tangis kelembutan hati. Tangis kebeningan pikiran.

Lelaki sejati tak ingin menyakiti orang-orang yang seharusnya dicintai. Lelaki sejati tak ingin melukai orang-orang yang seharusnya dilindungi.

Lelaki sejati menyadari, pertanggungjawaban akhirat sungguh membebani. Hanya kepada Allah ia menyerahkan diri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun