Catatan Laki-laki  (1)
Anda ingin sukses dalam kehidupan? Miliki work-family balance. Jangan mengonfrontasikan pekerjaan dengan mengurus keluarga. Damaikan keduanya.
Work-family balance dimaknai sebagai kurangnya konflik atau gangguan antara pekerjaan dan peran keluarga (Frone, 2003). Dipahami juga sebagai rasa puas dalam pembagian peran di tempat kerja maupun di rumah dengan konflik yang minim (Clark, 2001).
Karassvidou dan Glaveli (2015) menyatakan work-family balance adalah dua lingkungan yang berbeda namun saling terkait, dimana individu perlu mengelola dan menegosiasikan aturan, emosi, nilai-nilai, sikap dan perilakunya dalam bidang pekerjaan dan keluarga.
Studi yang dilakukan oleh Cindy Febria dan Ika Zenita dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (2018) menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara work-family balance dengan kepuasan kerja. Work-family balance memberikan sumbangan efektif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Maka benarlah prinsip yang dikemukakan Ayah Irwan Rinaldi dan Ajo Bendri Jaisyurrahman (2022) bahwa mengurus anak dan mengurus pekerjaan adalah dua hal yang saling mendukung dan tak saling menegasi.
Dalam buku 60 Rahasia Jadi Ayah Hebat, Ayah Irwan dan Ajo Bendri memberikan nasihat bernas kepada semua laki-laki. "Jangan korbankan anak, jangan korbankan kerja. Segala sesuatu tak harus ada yang dikorbankan, baik itu pekerjaan, apalagi anak. Keduanya adalah amanah yang harus diurus secara baik".
"Keduanya menuntut perhatian dan konsentrasi kekhusyukan yang sama. Keduanya kelak akan memberikan hasil yang besar dan berdaya guna. Keduanya tidak ingin dianaktirikan. Bersiaplah untuk tidak mengorbankan salah satu dari dua hal penting bagi seorang laki-laki. Terlebih bagi seorang ayah".
Berpikirlah untuk sukses mendidik anak dan sukses dalam pekerjaan. Jangan menjadikan keduanya sebagai pilihan. Jadikan keduanya sebagai keharusan dan kewajiban. Tak ada yang boleh dikorbankan. Jalani dan nikmati keduanya dengan bahagia hati.
Bahan Bacaan