Doa ini bisa digunakan untuk meminta kepada Allah berbagai jenis kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat. Maka ketika ada seorang sahabat yang berdoa dengan kalimatnya sendiri ---yang ia tidak menyadari dampak dari kalimat doanya, Nabi saw meluruskan.
"Rasulullah saw menjenguk seorang sahabat yang (sakit sehingga badannya) telah kurus bagaikan anak burung. Rasulullah saw bertanya, "Apakah kamu berdoa atau meminta sesuatu kepada Allah?"
Ia berkata, "Ya, aku meminta kepada Allah: Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia."
Rasulullah saw bersabda, "Subhanallah, kamu tidak akan mampu menanggungnya. Mengapa kamu tidak mengucapkan, "Rabbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina 'adzabannar". Maka orang itupun berdoa dengannya, dan Allah pun menyembuhkannya" (HR Muslim).
Sahabat tersebut berdoa menggunakan bahasanya sendiri, "Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia". Rupanya, ia tidak menyadari 'bahaya' dari kalimat doa tersebut apabila dikabulkan oleh Allah. Maka Nabi saw menuntunkan doa sapu jagat untuk sahabat, dan dengan lantaran itu Allah menyembuhkan dirinya.
Selain doa sapu jagat, sangat banyak pilihan doa dan dzikir yang dituntunkan dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits. Kita bisa memilih berbagai doa tersebut sesuai konteks yang kita inginkan. Tentu saja boleh menggunakan kalimat kita sendiri, sepanjang kita yakin itu doa yang benar.
Sebagian ahli hikmah menyarankan, agar ketika berdoa dan meminta sesuatu kepada Allah, diikuti dengan pernyataan "bi luthfin wa 'afiyatin wa salamatin". Memohon agar doa dan permintaannya dikabulkan dengan lembut, sehat, dan selamat.
Bukan terkabulkan dengan mengejutkan dan membuat ketidaksiapan atau ketidaknyamanan. Seperti berbagai kisah di atas.
Daftar Pustaka
Didit Abdul Majid (ed.), Secercah Cahaya di Langit Sukamiskin : Bahagia Bersama Al Qur'an, Sygma Creative Media, Bandung, 2017
Ibnu Athaillah As-Sakandari, Al-Hikam, Turos Khazanah Pustaka Islam, 2018