Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menyelam Semakin Dalam, untuk Apa Komitmen dalam Pernikahan?

15 September 2022   06:15 Diperbarui: 15 September 2022   06:34 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sakoon.co.uk/

Salah satu unsur aktif pembentuk cinta, menurut Robert Stenberg, adalah komitmen. Cinta membuat Anda selalu setia kepada pasangan, dalam keadaan suka maupun duka. Dalam bahagia maupun airmata. Inilah wujud komitmen.

Cinta membuat Anda selalu menjaga ikatan pernikahan, dalam kegembiraan maupun kesusahan, dalam keceriaan maupun kesedihan. Anda akan selalu komitmen untuk melawati hari-hari panjang membentang, melawati dinamika dan tantangan, bersama pasangan.

Realitasnya, sangat mudah mencari teman untuk bersenang-senang, sangat mudah mencari teman untuk merayakan kebahagiaan, namun sangat berat untuk mencari teman dalam kedukaan dan kegetiran. Cinta membuat anda selalu memiliki komitmen untuk tetap bersama pasangan, dalam keadaan yang terburuk dan terpahit sekalipun.

Cinta membuat Anda tidak akan tega membiarkan pasangan berada dalam kesendirian, kesedihan dan kesulitan, karena Anda telah memiliki komitmen untuk menjalani hidup bersamanya.

Komitmen untuk Menjaga Kelanggengan Pernikahan

Steven L. Nock (1995) menyatakan, komitmen adalah keputusan individu untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas tertentu secara konsisten. Dalam konteks pernikahan, komitmen menjelaskan adanya kegigihan untuk bersatu dan mempertahankan keutuhan rumah tangga.

Komitmen dalam pernikahan bisa menjelaskan, mengapa ada suami atau istri yang tetap bertahan dalam pernikahan walaupun merasa tidak bahagia. Mengapa tetap mempertahankan keutuhan rumah tangga meskipun hatinya disakiti?

Bagi orang lain, akan mempertanyakan keputusan itu, mengapa harus bertahan? Mengapa tidak berpisah saja? Mengapa mau disakiti? Inilah peran komitmen dalam pernikahan.

Studi yang dilakukan Dominik Schoebi dkk (2012) menyatakan, dalam kehidupan pernikahan, komitmen setidaknya memiliki dua peran penting. Pertama untuk mendorong individu terlibat dalam perilaku yang mempertahankan pernikahan. Kedua untuk mendorong individu tetap gigih bertahan dalam pernikahan.

Hasil penelitian Dominik Schoebi dkk menunjukan bahwa orang-orang terlibat secara aktif dalam perilaku yang berguna untuk mempertahankan pernikahan, akan memperlambat munculnya ketidakpuasan dalam pernikahan. Ditemukan, pasangan yang gigih bertahan dalam pernikahan, akan mendorong mereka melakukan perilaku yang konstruktif saat proses menyelesaikan masalah.

Memupuk Harapan

Komitmen dalam pernikahan memiliki makna memupuk harapan. Bahwa ketika seorang suami atau istri memilih untuk komitmen menjaga keutuhan rumah tangga, akan berpeluang mendapatkan kebahagiaan yang tidak akan didapatkan jika memutuskan berpisah.

Misalnya, dengan tetap bertahan menjaga keutuhan keluarga, bisa membuat mereka menyalurkan potensi kemanusiaan secara halal. Bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan psikologis maupun biologis, bisa mendapatkan anak yang akan mendoakan dan menjaga orangtua, bahkan mendapatkan rezeki karena pernikahan.

Ketika sudah memiliki anak, perceraian berpotensi melukai anak dan menimbulkan kondisi traumatik. Tentu ini adalah sebuah kerugian bagi keluarga, karena bisa menyebabkan anak menjadi beban dalam kehidupan, apabila benar-benar mengalami trauma perceraian.

Dengan perspektif ini, berpisah adalah kerugian. Laki-laki dan perempuan yang memilih bercerai, membuat mereka tidak bisa memiliki peluang mendapatkan sisi-sisi kebahagiaan dalam pernikahan. Kesadaran ini membuat mereka semakin kuat menjalankan komitmen menjaga keutuhan rumah tangga.

Bahan Bacaan

Dominik Schoebi, Benyamin R. Karney & Thomas N. Bradbury, Stability and Change in The First 10 Years of Marriage: Does Commitment Confer Benefits Beyond the Effects of Satisfaction? Journal of Personality and Social Psychology, 102(4), 729-42, April 2012, diakses dari https://psycnet.apa.org

Steven L. Nock, Commitment and Dependency in Marriage, Journal of Marriage and the Family, 503-514, Vol 57 No 2, Mei 1995, diakses dari https://www.jstor.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun