Memupuk Harapan
Komitmen dalam pernikahan memiliki makna memupuk harapan. Bahwa ketika seorang suami atau istri memilih untuk komitmen menjaga keutuhan rumah tangga, akan berpeluang mendapatkan kebahagiaan yang tidak akan didapatkan jika memutuskan berpisah.
Misalnya, dengan tetap bertahan menjaga keutuhan keluarga, bisa membuat mereka menyalurkan potensi kemanusiaan secara halal. Bisa mendapatkan pemenuhan kebutuhan psikologis maupun biologis, bisa mendapatkan anak yang akan mendoakan dan menjaga orangtua, bahkan mendapatkan rezeki karena pernikahan.
Ketika sudah memiliki anak, perceraian berpotensi melukai anak dan menimbulkan kondisi traumatik. Tentu ini adalah sebuah kerugian bagi keluarga, karena bisa menyebabkan anak menjadi beban dalam kehidupan, apabila benar-benar mengalami trauma perceraian.
Dengan perspektif ini, berpisah adalah kerugian. Laki-laki dan perempuan yang memilih bercerai, membuat mereka tidak bisa memiliki peluang mendapatkan sisi-sisi kebahagiaan dalam pernikahan. Kesadaran ini membuat mereka semakin kuat menjalankan komitmen menjaga keutuhan rumah tangga.
Bahan Bacaan
Dominik Schoebi, Benyamin R. Karney & Thomas N. Bradbury, Stability and Change in The First 10 Years of Marriage: Does Commitment Confer Benefits Beyond the Effects of Satisfaction? Journal of Personality and Social Psychology, 102(4), 729-42, April 2012, diakses dari https://psycnet.apa.org
Steven L. Nock, Commitment and Dependency in Marriage, Journal of Marriage and the Family, 503-514, Vol 57 No 2, Mei 1995, diakses dari https://www.jstor.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H