"Yess... Apa lagi yang membuat kamu tidak bosan?"
"Suasana. Kadang makan di rumah, kadang makan di restoran, kadang di hutan saat wisata, kadang di rumah teman... Ini juga bikin ga bosan", tambahnya.
"Good. Apa lagi?"
"Sepertinya hanya itu", jawabnya.
"Ada lagi," ungkap saya. "Variasi nasi. Kadang makan nasi kuning, kadang nasi goreng, Â kadang nasi uduk, kadang bubur ayam, kadang jenang sumsum, kadang lontong, kadang arem-arem..."
"Ya betul..." jawabnya.
"Jadi, sekarang kamu sudah mengetahui jawabannya. Agar menikah tidak membosankan, kamu harus memandang pernikahan sebagai kebutuhan. Ya benar, sebagai kebutuhan dalam kehidupan".
"Saya mengerti", ujarnya mengangguk-angguk.
"Kemudian ciptakan variasi dalam kehidupan. Jangan terjebak rutinitas. Jangan mengikuti ritme mekanis. Buatlah kehidupan pernikahan menjadi menyenangkan".
"Kamu bisa menjadi nasi kuning bagi pasanganmu. Kamu bisa menjadi nasi uduk bagi pasanganmu. Kamu bisa menjadi nasi goreng bagi pasangan kamu. Tentu pasangan kamu tidak bosan menikmati hidup bersamamu".
"Pun dia bisa menjadi bubur ayam bagimu, dia bisa menjadi nasi kebuli bagimu, dia bisa menjadi nasi bakar bagimu. Tentu kamu tak akan bosan menjalani hidup bersamanya".