Rooster Bogle, ayah Tracey, disebut sebagai tokoh paling jahat dalam keluarga Bogle. Pada tahun 1920, ibu dan ayah Rooster memproduksi dan menjual minuman keras selama masa larangan.
Sejak itu, beberapa anggota keluarga telah melakukan kejahatan seperti pencurian, perampokan bersenjata, penculikan, dan pembunuhan.
"Rooster membenci mainan dan olahraga. Satu-satunya hal yang menyenangkan baginya adalah mencuri," kata Tracey. "Dia mengajak kami keluar untuk merampok rumah tetangga, atau mencuri sapi dan ayam mereka, atau mengambil cek Jaminan Sosial dari kotak surat mereka," lanjutnya.
Karena pembiasaan sejak kecil yang dilakukan Rooster terhadap anak-anaknya, tidak mengherankan jika hal yang menyenangkan untuk dilakukan di rumah Bogle adalah mencuri. Tracey belajar dengan meniru ayah, kakak laki-laki dan pamannya, yang semuanya masuk penjara.
Tanpa disadari, Tracey telah menjalani "teori pembelajaran sosial", yang membuat seseorang berubah menjadi penjahat karena meniru perilaku orang-orang di sekitar mereka.Â
Demikianlah transmisi kejahatan itu bisa terjadi. Anak-anak melihat, menyaksikan, merasakan, kejahatan yang dilakukan orangtuanya. Maka mereka belajar dan meniru.
Rooster membawa anak-anaknya melihat penjara lokal di tepi Salem, Oregon, tempat mereka tinggal. "Perhatikan baik-baik," ujar Rooster.Â
"Kelak ketika kalian dewasa, di sinilah kalian akan tinggal." Ucapan Rooster menjadi kenyataan. Semua anaknya, tujuh laki-laki dan tiga perempuan, setelah dewasa, dipenjara.
Maka berhati-hatilah dalam memilih keyakinan, sikap, ucapan dan perilaku. Karena kejahatan orangtua bisa bertransmisi di dalam ruang lingkup rumah tangga. Semoga Allah selamatkan keluarga kita dari api neraka.
Bahan Bacaan
Eric Spitznagel, This 'Loving' Family Raised Four Generations of Criminals, https://www.news.com.au, 8 Oktober 2018