Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Terus Mengeluh atau Memilih untuk Bersyukur?

13 Agustus 2022   19:55 Diperbarui: 13 Agustus 2022   20:03 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat engkau mengeluh sepeda motormu macet sehingga harus masuk bengkel, bersyukurlah bahwa engkau memiliki motor. Ada banyak orang tidak memiliki sepeda motor, dan sangat ingin memiliki. Mengapa harus mengeluh hanya karena motor macet?

Saat engkau mengeluh mobilmu terlalu panas, ACnya tidak berfungsi, bersyukurlah bahwa engkau memiliki mobil. Sangat banyak orang tidak memiliki sepeda motor, apalagi mobil. Mengapa berkeluh kesah hanya soal AC, padahal engkau bisa menikmati perjalanan dengan mobil. Pasti lebih mengeluh lagi jika tak memiliki kendaraan pribadi.

Saat engkau mengeluh kelelahan membersihkan rumah, karena barang-barangnya berantakan, bersyukurlah bahwa engkau memiliki rumah yang dipenuhi perabotan. Masih banyak orang tidak memiliki perabotan, apalagi rumah. Mengapa mempersoalkan lelahnya bersih-bersih rumah dan halaman, padahal engkau nyaman dan aman.

Saat engkau mengeluh karena rumahmu tiris saat hujan, sehingga air singgah ke dalam rumah, bersyukurlah bahwa engkau bisa berteduh dari hujan. Masih banyak orang tidak bisa berteduh dari panas dan hujan karena tidak memiliki rumah. Hanya sedikit air masuk ke rumah, mengapa harus dikeluhkan? Pasti akan lebih susah jika tak punya rumah.

Saat engkau mengeluh suamimu tidak ganteng, tidak mirip bintang film, bersyukurlah bahwa engkau memiliki suami. Ada banyak perempuan belum menikah dan ingin memiliki suami. Mengapa harus membandingkan dengan bintang film, padahal ganteng tidak harus sama dengan artis Korea.

Saat engkau mengeluh karena uangmu tinggal sedikit, hampir habis, bersyukurlah bahwa engkau pernah memiliki banyak uang. Banyak orang tidak pernah memiliki uang, sehingga selalu kekurangan. Bukankah ada sangat banyak hal lain engkau miliki, cuma pikiranmu terlalu fokus pada tidak punya uang.

Saat engkau mengeluh karena harus lembur, pekerjaan kantor sangat menumpuk, bersyukurlah bahwa engkau memiliki pekerjaan. Ada banyak orang tidak memiliki pekerjaan, dan terpaksa menjadi pengangguran. Mengapa mengeluh oleh lemburan, padahal engkau pasti akan lebih mengeluh jika tak punya pekerjaan.

Saat engkau mengeluh karena gajimu sedikit, belum sesuai ekspektasi, bersyukurlah bahwa engkau memiliki gaji tetap. Ada banyak orang tidak memiliki gaji, dan harus hidup tanpa penghasilan yang jelas. Mengapa galau hanya karena gaji belum sesuai ekspektasi, padahal engkau masih bisa berusaha menambah penghasilan dengan berbagai upaya lainnya.

Saat engkau mengeluh karena tetanggamu tidak ramah, suka membuat masalah, bersyukurlah bahwa engkau memiliki tetangga. Bayangkan saja jika engkau tinggal di sebuah tempat sendirian, tanpa tetangga, seperti apa rasanya? Pasti lebih merana hidupmu jika tinggal sendirian tak ada seorangpun teman dan lingkungan.

Maka tetaplah memilih untuk bersyukur. Sebab dengan banyak mengeluh pun tak akan bisa menyelesaikan masalahmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun