Studi yang dilakukan oleh Gottman Institute menyatakan, "keintiman bukanlah sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma (given). Keintiman membutuhkan perhatian, kemauan, dan usaha yang disengaja. Menjadi benar-benar intim berarti hadir untuk semua nuansa kehidupan: cahaya, bayangan, dan di antara keduanya".
"Through mindfulness, you enhance your capacity to show up, to get close, and to tune in to the transpersonal. It fuels the love in our human connections" --Gottman Institute.
Intimacy bukan kondisi sim-salabim dan adakadabra. Ini bukan sulap dan sihir, namun harus dirasakan secara nyata. Kesediaan suami istri untuk betah berusaha saling mengerti, saling memahami, saling mengisi, saling memberi, saling memaklumi, saling memaafkan, menjadi penentu keberhasilan membangun intimacy.
"Melalui perhatian penuh, Anda meningkatkan kapasitas untuk hadir, mendekat, dan melekat antar jiwa. Ini memicu cinta dalam hubungan kemanusiaan kita", ujar John Gottman.
Anda sudah siap membangun dan menghadirkan intimacy? Segera lakukan sekarang juga.
Bahan Bacaan
Ahmad Sainul, Konsep Keluarga Harmonis dalam Islam, Jurnal Al-Maqasid Vol 4 No 1, Januari -- Juni 2018, http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id
Gillian F. Sanger, How to Enhance Intimacy with Intentional Practices, https://www.gottman.com
Lucy Fry, Intimacy and Space, https://www.gottman.com
Luis Congdon, The One Thing Any Couple Can Do for Better Connection and Intimacy, https://www.gottman.com
Rahmat Aziz & Retno Mangestuti, Membangun Keluarga Harmonis Melalui Cinta dan Spiritualitas, Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 14(2), 129-139. https://doi.org/10.24156/jikk.2021.14.2.129