Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewaspadai Perusak Keharmonisan Keluarga

19 Juni 2022   18:36 Diperbarui: 19 Juni 2022   18:42 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian keluarga menjadi berantakan karena masalah moral. Salah satu atau kedua belah pihak terjebak pelanggaran moral, sehingga menghancurkan keharmonisan keluarga. Pada beberapak kalangan masyarakat, contoh persoalan moral yang banyak terjadi dalam keluarga adalah konsumsi alkohol, narkoba, dan zat-zat berbahaya yang lainnya. Sementara pasangan tidak suka bahkan anti dengan hal-hal tersebut.

  • Relasi dengan keluarga besar

Keharmonisan keluarga bisa dirusak oleh intervensi keluarga besar kedua belah pihak. Misalnya hubungan dengan orangtua, mertua, ipar, maupun keluarga besar lainnya.

Konflik mertua dan menantu banyak terjadi dalam keluarga Indonesia, yang secara umum menganut sistem extended family atau keluarga besar. Dalam satu rumah, terdiri dari tiga sampai lima generasi. Intervensi yang tidak proporsional membuat kehidupan suami istri menjadi terganggu.

Tentu saja masih banyak lagi faktor yang bisa menjadi perusak keharmonisan keluarga. Yang paling utama adalah sikap positif dari suami dan istri dalam menghadapi persoalan rumah tangga. Hendaknya suami dan istri selalu kompak berada dalam pihak yang sama untuk menemukan solusi terbaik dalam setiap masalah yang mereka hadapi.

"Kita hadapi bersama", itulah sikap yang harus dimiliki oleh suami dan istri. Mereka berdua bersedia untuk bersabar, menahan diri, dan duduk tenang untuk mencari penyelesaian masalah. Tundukkan ego masing-masing, demimeraih kemenangan cinta dalam rumah tangga.

Bahan Bacaan

Cahyadi Takariawan, 2017, Wonderful Family, Era Adicitra Intermedia

Kathleen Liwijaya Kuntaraf dan Jonathan Kuntaraf, Komunikasi Keluarga, Kunci Kebahagiaan Anda, Indonesia Publishing House, 1999

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun