Tidak melecehkan dan meremehkan agama. Setelah kriteria agama didapatkan, barulah mencari kriteria lainnya, seperti kecantikan, kekayaan dan kedudukan sosial.
Saya membayangkan kaleng biskuit Khong Guan itu ibarat kumpulan kriteria kebaikan seseorang. Di dalam kaleng kriteria itu, telah terkumpul semua hal yang baik. Kaleng itu sendiri adalah kebaikan agama, yang akan mewadahi semua kriteria kebaikan yang lainnya.
Adapun aneka jenis kue yang ada di dalam kaleng Khong Guan itu seperti perempuan yang akan dipilih sebagai istri, atau laki-laki yang akan dipilih sebagai suami.Â
Kue manapun yang dipilih, selama dalam kaleng kriteria kebaikan, semuanya baik. Mau pilih wafer, cracker, lapis gula, coklat dan lain sebagainya, semua baik.
Jika Anda memilih jodoh dalam wadah kriteria kebaikan agama, maka lelaki manapun atau perempuan manapun, insyaallah baik.Â
Ketika Anda memilih istri karena kebaikan agamanya, maka kecantikan, kekayaan dan kemuliaan derajat sosialnya, akan menjadi nilai tambah kebaikan.
Tentang siapa perempuan salihah itu, ada sangat banyak pilihannya. Ada yang berkulit putih, coklat, atau coklat tua. Ada yang pebisnis, penulis, pejabat, dokter, perawat, ada pula yang masih kuliah.Â
Ada yang tinggi, sedang dan ada pula yang pendek tubuhnya. Ada yang rambut lurus, rambut ikal atau keriting. Mereka semua baik. Sudah berada dalam kaleng kriteria kebaikan, tinggal pilih sesuai selera.
Demikian pula jika Anda memilih laki-laki salih, yang beriman dan bertakwa, untuk menjadi suami, maka ketampanan, kekayaan dan kedudukannya akan menjadi nilai tambah kebaikan.
Suatu ketika ada seorang laki-laki menghadap Hasan Al Basri, sembari bertanya, "Ya Hasan, puteriku akan dipinang, kepada siapakah aku harus menikahkannya?"Â