"Nothing in the world could make human life happier then greatly increase the number of strong family" --David R. Mace, 1985.
Sudah banyak konsep diajukan para ahli terkait kekuatan keluarga, sifat keluarga, serta fungsi keluarga (Beavers dan Hampson 1990; Curran 1983; Epstein et al. 1993; Krysan, Moore, dan Zill 1990; Olson 1996; Stinnett dan DeFrain 1985; Stinnett dan Sauer 1977). Setiap model yang mereka ajukan adalah unik.
Meskipun konsep tentang model keluarga berasal dari riset terhadap keluarga nyata di seluruh dunia, bagaimanapun model adalah konstruksi subjektif berdasarkan persepsi peneliti dan anggota keluarga. Dari berbagai riset itu, kesamaan di antara model kekuatan keluarga lebih jelas daripada perbedaannya (Krysan, Moore, dan Zill 1990; Olson dan DeFrain 2000).
Para peneliti di seluruh dunia telah menemukan berbagai kesamaan terkait keluarga dalam budaya yang berbeda. Pada keluarga yang kuat, cenderung memiliki sejumlah kualitas atau sifat yang sama (Casas et al. 1984; DeFrain, DeFrain, dan Lepard 1994; Geggie et al. 2000; Xie et al. 1996).
Keluarga Adalah Pusat Perubahan
"Family is a system and whatever happened to one member will influence other members as well as a whole family system. Family strengths are protecting family system" --Ana Wagner Jakab, 2018.
Dari studi yang dilakukan oleh John Defrain dan tim, ditemukan bahwa keluarga adalah sebuah sistem. Maka apapun yang terjadi pada salah satu anggota akan memengaruhi anggota lainnya serta sistem keluarga secara keseluruhan. Ketahanan keluarga berfungsi melindungi sistem keluarga.
Hasil studi lebih dari 30 tahun di lebih dari 40 negara tersebut, John Defrain dan tim menemukan, bahwa berbagai macam masalah di dunia ini dapat bermula atau bersumber dari kondisi keluarga. "Semua masalah di dunia ini dapat bermula atau berakhir di keluarga", ujar Defrain.
Hal ini menandakan, keluarga adalah pusat perubahan sekaligus pusat pengendalian. Maka kita menjadi mudah memahami perintah Allah Ta'ala:
{ }
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" (QS At-Tahrim:6).
Jika kita menemukan remaja bermasalah, atau orang dewasa yang bermasalah --misalnya, hal itu bisa dilacak sejak dari kondisi keluarganya. Berita baiknya, semua masalah tersebut juga bisa berakhir di keluarga, apabila mampu mengoptimalkan potensi kekuatan yang mereka miliki.
Semua kebaikan bermula dari keluarga. Semua permasalahan juga bermula dari keluarga. Beruntung, bahwa Allah telah menitipkan potensi kekuatan kepada setiap jiwa dan setiap keluarga, yang membuat mereka mampu menyelesaikan dan menghadapi setiap permasalahan dengan baik.
Perbanyak Jumlah Keluarga Tangguh
"Families who define themselves as strong commonly say they love each other, find life together satisfying, and live in happiness and harmony with each other. Family strengths help families to overcome difficulties, change in a positive way, grow and survive"Â --Ana Wagner Jakab, 2018.
Apakah yang membuat kehidupan manusia lebih bahagia? Menurut David R. Mace (1985), "Tidak ada hal di dunia ini yang bisa membuat hidup manusia lebih bahagia daripada bertambahnya jumlah keluarga yang kuat." Jika semakin banyak jumlah keluarga yang kuat, akan semakin banyak pula kebahagiaan didapatkan.
Rapuhnya keluarga membuat manusia kehilangan kebahagiaan. Anak-anak yang menderita, istri yang berputus asa, ataupun suami yang kehilangan jatidiri. Anak-anak tidak akan bisa belajar dengan tenang dan nyaman di saat kondisi keluarga mereka sedang berantakan. Anak-anak memerlukan dukungan sistem keluarga yang kuat, untuk tumbuh menjadi generasi yang hebat.
Suami tak akan bisa bekerja dengan optimal pada saat keluarganya dilanda masalah berat. Istri tak akan bisa menjalani kehidupan dengan bahagia ketika tengah menghadapi persoalan keluarga yang pelik. Rapuhnya keluarga berpotensi merengguh kebahagiaan dalam kehidupan semua anggotanya.
Benar ungkapan David R. Mace. Tidak ada hal di dunia ini yang bisa membuat hidup manusia lebih bahagia daripada bertambahnya jumlah keluarga yang kuat. Maka tugas kita adalah terus menerus meningkatkan ketahanan keluarga, sebagai modal utama kuatnya keluarga.
Ketahanan keluarga adalah kualitas hubungan yang berkontribusi pada kesehatan emosional dan kesejahteraan keluarga. Keluarga yang mendefinisikan diri mereka sebagai kuat biasanya mengatakan bahwa mereka saling mencintai, menemukan kehidupan bersama yang memuaskan, dan hidup dalam kebahagiaan dan keharmonisan satu sama lain.
Ketahanan keluarga akan mampu membantu keluarga mengatasi kesulitan, berubah secara positif, tumbuh dan bertahan. Dalam sebuah keluarga yang kuat, berbagai kesulitan, problematika, tantangan dan ancaman, akan bisa diselesaikan secara bersama-sama. Mereka menjadi sistem yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
Semua hal, selalu bermula dari keluarga. Jangan pernah abaikan keluarga Anda. Mereka adalah segalanya bagi karier dan hidup Anda.
Bahan Bacaan
Ana Wagner Jakab, Family Strengths, Editura Lumen, Department of Economics, 2018.
John DeFrain & Silvia M. Asay, Focusing on the Strengths and Challenges of Families, International Course on Advocacy Skills in Mental Health System Development from Research to Policy, Yogyakarta, 2019.
NebGuide, Creating a Strong Family, Why Are Families is So Important? https://extensionpublications.unl.edu, September 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H