"Our findings confirmed that social pain is easily relived, whereas physical pain is not" Zhansheng Chen, Purdue University, 2008.
Ada dua jenis luka yang sama-sama menimbulkan rasa sakit, menurut Psychological Science (2013). Yang pertama adalah social pain atau luka sosial. Misalnya luka yang muncul akibat putus hubungan dengan kekasih, perceraian, konflik berat dalam keluarga, PHK dari tempat kerja, pengucilan, dan lain sebagainya.
Yang kedua adalah physical pain atau luka fisik. Misalnya luka akibat kecelakaan, luka fisik karena bencana, patah tulang, memar pada bagian tubuh, cedera pada kaki atau tangan, dan lain sebagainya.Â
Ada luka fisik ringan, seperti lecet, ada luka berdarah, dan ada luka parah. Semua menimbulkan sakit pada manusia.
Menariknya, luka sosial terasa lebih menyakitkan dibandingkan dengan luka fisik. Sebuah studi yang dipimpin oleh Zhansheng Chen di Universitas Purdue menunjukkan perbedaan dua jenis luka tersebut pada manusia. Studi mengamati dampak pengkhianatan dan cedera anggota tubuh. Satunya luka sosial, satunya luka fisik.
Ditemukan, ternyata manusia mengingat lebih detail pengkhianatan masa lalu daripada cedera fisik masa lalu.Â
Manusia juga merasakan lebih banyak rasa sakit dari pengkhianatan di masa sekarang, dibandingkan cedera fisik di masa sekarang. Kedua peristiwa itu sama-sama terasa menyakitkannya saat pertama kali terjadi, namun intensitasnya berbeda.
Bahkan sakit dari luka sosial, mudah untuk dihadirkan kembali. Meskipun luka itu sudah terjadi bertahun lalu, namun masih bisa dirasakan sakitnya hingga sekarang.Â
"Temuan dari studi kami menegaskan bahwa rasa sakit sosial mudah dihidupkan kembali, sedangkan rasa sakit fisik tidak," demikian laporan studi tersebut dalam Psychological Science tahun 2008.
Menerima Ketidaksempurnaan