Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menyiapkan Jiwa untuk Terikat Selamanya

30 April 2022   06:16 Diperbarui: 30 April 2022   06:22 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikah adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang tak boleh dibatasi oleh waktu. Menikah menjadi tidak sah apabila ada pernyataan batasan waktu, misalnya "Aku menikahimu dalam waktu satu tahun saja", atau semacamnya. Pernikahan 'kontrak' seperti ini, tak dikenal dalam tradisi ahlus sunnah wal jama'ah.

Maka ketika seseorang memutuskan untuk melaksanakan akad nikah, ia harus sadar akan menjalani kehidupan dalam keterikatan dengan pasangan di sepanjang usia kehidupan. Menikah itu untuk selamanya, bukan untuk sementara atau dibatasi masa. Siapkah Anda terikat dalam waktu 'selamanya'?

Apakah Selamanya Itu Lama?

Sesungguhnya hitungan waktu sangatlah relatif. Kita merasa waktu berjalan sangat lambat saat mengalami kebosanan dan ketidaksukaan. Misalnya menunggu lampu merah di tarffict light, waktu terasa berjalan sangat lambat. Kita ingin segera berjalan, dan takingin berlama-lama di perempatan jalan.

Namun waktu terasa berlalu sangat cepat saat kita merasakan keasyikan dan kebahagiaan. Seperti melalui Ramadan, tanpa terasa sudah tiba di bagian akhirnya. Ramadan akan segera berlalu, dan kita merasa belum selesai menuntaskan rindu.

Maka jika ditanyakan, "Apakah selamanya itu waktu yang lama?" Jawabannya sangatlah beragam. Tergantung bagaimana kita melewatinya bersama pasangan. Hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan seseorang yang dicintai, waktu tidaklah terasa. Tahu-tahu sudah sama-sama tua. Melewati hari dengan asyik saja.

Namun jika hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan seseorang yang tidak dicintai, waktu terasa berhenti. Setiap hari terasa menyiksa, seakan menjalani hukuman yang tiada akhirnya.

Oleh karena itu, bersiap menikah artinya Anda bersedia untuk terikat dengan si dia dalam ikatan pernikahan, sampai akhir usia. Terikat selamanya, karena tak boleh diniatkan untuk terikat sementara. Harus ada persiapan yang matang. Harus ada perencanaan yang detail. Harus ada desain kehidupan yang rasional.

Anda akan menjalani kehidupan dalam ikatan pernikahan, selamanya. Bukan sementara. Siapkah Anda saling terikat selamanya? Tidak bosankah Anda menjalaninya?

Belajar dari Susannah dan Tristan

Susannah Fincannon memang cantik. Tak heran jika tiga bersaudara anak dari Kolonel Ludlow di Montana, sama-sama tertarik  dengan dirinya. Sebenarnya Susannah adalah cinta pertama bagi Samuel, si anak bungsu. Namun nahas, Samuel gugur saat menjadi relawan Perang Dunia I.

Alfred, si anak sulung yang cerdas dan tertib, berusaha menarik hati Susannah. Namun ternyata Susannah lebih tertarik dengan Tristan yang berjiwa liar. Usai menjadi relawan Perang Dunia I, Tristan mengikuti nalurinya untuk mengembara.

Sebelum pergi mengembara, ia berpamitan kepada Susannah. Saat itulah Susannah berjanji kepada Tristan untuk menunggu dia pulang, dan akan tetap setia menunggu Tristan. "Aku akan menunggumu disini selama-lamanya," ujar Susannah.

Namun terlalu lama Susannah menunggu Tristan yang tidak kunjung pulang, dan tak ada kabar keberadaannya. Belum ada gadget dan internet di zaman itu. Belum ada GPS untuk melacak keberadaan Tristan. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menikah dengan Alfred, saudara tertua dalam keluarga Ludlow.

Saat Tristan pulang dari mengembara, ia terkejut ketika mengetahui Susannah sudah menikah dengan Alfred. "Engkau telah berjanji untuk menungguku pulang, Susannah. Engkau mengatakan akan menungguku di sini, selama-lamanya...", ungkap Tristan menagih janji.

"Maafkan aku Tristan... Aku tidak tahu," ujar Susannah, "Ternyata selama-lamanya itu lama," lanjutnya. Itu cuplikan kisah dari "Legends of The Fall".

Kisah Tristan dan Susannah hendaknya menjadi pelajaran bagi kita. Bahwa selamanya itu bisa menjadi waktu yang sangat lama. Maka ketika mengambil keputusan yang berdampak "selama-lamanya" harus dalam kondisi akal sehat dan hati bersih.

Jangan memutuskan pada kondisi emosi dan tergesa-gesa, kurang persiapan, serta kurang pertimbangan. Kesalahan dalam mengambil keputusan, akan membuat kehidupan pernikahan menjadi hukuman yang menyakitkan di sepanjang kehidupan.

Bahan Bacaan

Ram Tadangjapi, Resensi Film "Legends of The Fall", www.kompasiana.com, 8 Agustus 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun