Semua itu demi kekhusyukan Ramadan. Agar saat akhir Ramadan tidak sibuk dan habis waktu untuk menyiapkan keperluan lebaran. Berbagai hal yang memungkinkan, sudah selesai di bulan Sya'ban. Tinggal hal-hal kecil yang harus disiapkan sesaat, seperti lontong dan opor untuk lebaran.
- Merasa Yakin Amalnya Sudah Diterima
Penyakit berikutnya adalah merasa semua amalnya selama Ramadan telah diterima Allah. Ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya --jika tidak menyisakan kekhawatiran apakah amalnya diterima Allah atau tidak. Orang-orang salih zaman dulu sangat khawatir jika amalmereka tidak diterima.
Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab Latha'if Al-Ma'arif berkata, "Sebagian salaf (orang salih zaman dulu) berkata, 'Dahulu mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan agar dipertemukan lagi dengan Ramadan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadan) yang telah mereka lakukan".
Orang salih zaman dulu selalu berdoa agar amal mereka diterima Allah. 'Ali bin Abi Thalib menyatakan, "Mereka (para salaf) begitu berharap agar amalan-amalan mereka diterima daripada banyak beramal". Ibnu Dinar mengatakan, "Tidak diterimanya amalan lebih aku khawatirkan daripada banyak beramal."
Fudhalah bin 'Ubaid menyatakan, "Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa" (QS. Al Maidah: 27).
Hendaknya kita merasa khawatir bahwa semua amal kebaikan kita tidak diterima Allah, oleh karena itu di penggal akhir Ramadan ini kita perbanyak istighfar dan taubat. Perbanyak pula doa agar semua amal kita diterima Allah sebagai kebaikan yang berlipat-lipat pahalanya.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mu'minun: 60)
Aisyah ra berkata, "Aku telah bertanya kepada Rasulullah saw tentang ayat ini, apakah mereka orang-orang yang minum khamr, pezina, dan pencuri? Beliau menjawab, "Tidak, wahai putri Ash-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menunaikan shalat dan shadaqah namun mereka takut kalau amalnya tidak diterima" (HR. Muslim no. 1905).
Inilah beberapa jenis PAR yang wajib kita ketahui dan wajib kita waspadai. Jangan sampai kita terpapar, diakhir Ramadan yang semestinya membuat kita bisa lebih banyak beribadah dan melakukan penyucian diri.
Bahan Bacaan
Muhammad Abduh Tuasikal, www.rumaysho.comÂ