Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Toxic Marriage, Sulit Membangun Kepercayaan kepada Pasangan

19 April 2022   21:20 Diperbarui: 19 April 2022   21:33 3523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.verywellmind.com/

"Berbaktilah kepada kedua orang tuamu, maka anak-anakmu akan berbakti kepadamu. Jagalah kehormatan dirimu maka istrimu pun akan menjaga kehormatan dirinya" (HR. Thabrani).

Dalam hadits tersebut Nabi mengarahkan agar para suami memberi teladan dalam kebaikan. "Jagalah kehormatan dirimu maka istrimu pun akan menjaga kehormatan dirinya", menandakan suami yang harus memulai dari dirinya. Tidak layak menuntut istri untuk menjaga diri, sementara sang suami tak bisa menjaga kehormatan diri.

Jika suami mampu menjaga kehormatan diri, insyaallah sang istri pun akan lebih mudah untuk menjaga kehormatan dirinya. Jika suami tak mampu menjaga kehormatan dirinya, sang istri akan mempertanyakan, "Untuk apa aku harus menjaga diri, sedangkan suamiku pun tak menjaga diri".

  • Menjauhi Penyimpangan dan Pengkhianatan

Suami dan istri harus berjuang untuk menjauhi penyimpangan dan pengkhianatan. Semua bentuk penyimpangan, meskipun tidak ketahuan oleh pasangan, akan memberikan dampak berupa keburukan dan kerusakan. Maka berjuanglah untuk tidak tergoda dan tidak menyimpang, agar bisa menjaga keutuhan keluarga

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Al-Jawabul Kafi mengatakan, "Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa."

Jangan bangga dengan penyimpangan yang "aman" karena tidak ketahuan oleh pasangan. Berbagai musibah dan bencana bisa menimpa keluarga, karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh suami dan istri. Kenikmatan dan kebahagiaan hidup berumah tangga bisa hilang, lantaran tindakan penyimpangan yang dilakukan.

  • Memilih Lingkungan Positif

Lingkungan pergaulan sangat menentukan jati diri seseorang. Sebuah studi yang dilakukan Gary Neuman menunjukkan, banyak laki-laki selingkh akibat berteman dengan orang-orang yang suka selingkuh. Ini menandakan pengaruh pertemanan dalam menjaga kebaikan diri seseorang, dan menjaga kebaikan keluarga.

Nabi Saw bersabda:

 "Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang di antara kalian melihat teman bergaulnya" (HR. Abu Dawud, At -Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Jika berteman dengan orang salih yang menjauhi dosa, akan lebih mudah untuk menjadi salih danmenjauhi dosa. Jika berteman dengan para pendosa yang bersenang-senang dengan perbuatan dosa, akan lebih mudah untuk terjerumus ke dalam kesalahan yang sama. Maka perhatikan dengan siapa Anda berteman.

  • Menjauhi Lingkungan Negatif

Bukan hanya pertemanan dalam konteks yang khusus dan sempit. Lingkungan yang buruk juga bisa memengaruhi seseorang untuk mudah melakukan keburukan. Nabi Saw bersabda:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun