Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jika Setan Dibelenggu Saat Ramadan, Mengapa Tetap Terjadi Perselingkuhan?

18 April 2022   22:45 Diperbarui: 18 April 2022   22:52 2329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, setan yang diikat adalah "umumnya setan" dan yang memiliki pasukan. Sedangkan setan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu. Jika menggunakan kemungkinan makna yang ketiga ini, maka berarti masih ada setan berkeliaran selama Ramadan. Wajar jika masih banyak manusia tergoda setan.

Dengan demikian, masih terjadinya perselingkuhan dan perzinahan di bulan Ramadan, bisa didekati dari tiga kemungkinan makna yang dijelaskan di atas. Jika menggunakan pendekatan pertama, mungkin pasangan selingkuh ini tidak menjalankan puasa dengan benar, maka mereka tetap diganggu setan.

Jika menggunakan pendekatan kedua, artinya pasangan selingkuh ini tidak kuasa melawan dorongan hawa nafsu mereka. Mungkin pula perselingkuhan sudah terjadi dalam waktu lama sehingga telah menjadi kebiasaan. Maka Ramadan tak bisa menghentikan tindakan selingkuh, karena sudah menjadi kebiasaan.

Jika menggunakan pendekatan ketiga, artinya pasangan selingkuh ini diganggu oleh setan yang tak memiliki pasukan. Setan yang kesendirian ini, masih leluasa berkeliaran mencari mangsa, yaitu manusia lemah iman yang mudah terkena goda.

Waspadalah, waspadalah, waspadalah.

Bahan Bacaan

Muhammad Abduh Tuasikal, www.rumaysho.com

Tafsir Web, www.tafsirweb.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun