Hari-hari kau lalui dengan penuh kesibukan. Sibuk bekerja, sibuk mengejar target perusahaan, sibuk mengurus organisasi, sibuk menekuni hobi, sibuk bermedsos, sibuk berbisnis. Bahkan hingga begadang di malam hari.
Begitu serius engkau begadang hingga larut malam. Untuk apa engkau lakukan itu? Apa saja kegiatanmu saat begadang hingga larut malam itu? Masih berbisnis? Masih mengurus dagangan?
Tahukah engkau, bahwa malam hari hendaknya digunakan untuk istirahat? Dan tidak ada waktu tidur yang bisa menggantikan malam hari. Para ulama menyarankan agar menyegerakan tidur di awal malam, supaya bisa bangun awal untuk menunaikan ibadah malam.
Secara umum, mengobrol setelah Isya dihukumi sebagai makruh. Namun Imam An-Nawawi menyebutkan ada beberapa jenis obrolan setelah isya yang diperbolehkan. Beliau menyatakan, "Para ulama mengatakan, obrolan yang makruh setelah isya adalah obrolan yang tidak ada maslahatnya. Adapaun kegiatan yang ada maslahatnya dan ada kebaikannya, tidak makruh".
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menceritakan,
. :
"Begadang setelah isya bisa menyebabkan ketiduran sehingga tidak shalat subuh, atau kesiangan ketika shalat subuh, atau tidak melakukan shalat malam. Bahkan Umar bin Khatab memukul orang-orang yang begadang, sambil mengatakan, 'Apakah mereka bergadang di awal malam dan tidur di akhir malam?'
Sedemikian besar perhatian Islam terhadap kualitas amal manusia. Hingga Khalifah Umar bin Khathab memperhatikan warga yang begadang hingga larut malam tanpa ada kepentingan yang dibenarkan. Khalifah menghendaki warganya tidur di awal malam, agar memiliki kesehatan badan dan pikiran, untuk menjalankan ibadah di sepertigamalam yang terakhir.
Cobalah kau cermati kegiatan malammu. Apakah engkau begadang untuk ibadah malam? Apakah engkau begadang untuk mengakrabi Al-Qur'an? Apakah engkau begadang untuk munajat di keheningan malam? Atau engkau melakukan hal lain? Apa sih yang membuatmu harus begadang?
Padahal sekarang tengah Ramadan, dan malammu berlalu seakan engkau tidak memedulikan kehadirannya?