Keempat, Kompasiana memberi saya cara untuk rutin menulis
Tantangan yang sangat menarik saya dapatkan di Kompasiana. "Mana kelanjutan artikel Pak Cah tentang menantu dan mertua?" tanya seorang pembaca Kompasiana di Jawa Barat. Ini tantangan bagi saya. Harus rutin menulis di Kompasiana. Tidak menyangka, ditunggu pembaca.
Kelima, Kompasiana memberikan keluasan sumber rujukan bagi saya
Meskipun saya sangat jarang memberikan komen atas tulisan Kompasianer, namun saya banyak membaca tulisan di Kompasiana. Dari beragam tulisan, beberapa saya jadikan referensi atau rujukan untuk tulisan-tulisan saya. Tentu, saya memilih yang sesuai dengan tema pembahasan.
Keenam, Kompasiana melatih kepekaan saya
Beragam tema muncul, dari segala aspek kehidupan, membuat saya peka dengan kondisi sekitar. Ada banyak tulisan yang membuat saya tersadar, tentang realitas di sekitar kita. Sejumlah potret sosial yang kadang luput dari perhatian, namun ditulis oleh Kompasianer. Ini melatih kepekaan terhadap kondisi sekitar.
Ketujuh, Kompasiana memberikan nilai tambah bagi eksistensi saya
Bagi penulis, rasanya tak cukup puas hanya dengan update status facebook dan instagram. Apalagi youtube dan tiktok lebih fokus kepada video, bukan tulisan. Maka eksistensi kepenulisan saya menjadi semakin terasa --bagi saya sendiri---di Kompasiana. Bahwa saya adalah penulis.
Kedelapan, Kompasiana mengajak saya maju dan berkembang
Kompasianaval yang rutin dilaksanakan oleh Kompasiana, mengajak kita semakin maju dan berkembang. Predikat 'Best People Choice' yang diberikan Kompasiana kepada saya di tahun 2014, adalah tantangan untuk terus maju dan berkembang.