Betapa dahsyat kekuatan mendoakan mertua. Yang akan didapatkan bukan hanya pengabulan terhadap mertua, namun malaikat mendoakan hal serupa untuknya.
Meminta Didoakan Mertua
Hal ketiga dari kisah teh Nissa di atas, adalah meminta didoakan oleh mertua. Di saat mertua shalat, ia minta agar didoakan mendapat keberkahan, dan rejeki. Alhamdulillah rejeki lancar, bisa membuat rumah. Bahkan "akur dengan mertua adalah rejeki". Ini bagian dari pengabulan doa.
Islam membolehkan umatnya untuk meminta didoakan oleh orang lain. Misalnya, meminta kepada orang salih agar mendoakan dirinya untuk suatu keperluan. Seperti kisah teh Nissa meminta kepada ibu mertuanya untuk mendoakan agar dirinya mendapat keberkahan dan rejeki.
Di antara etika ketika seseorang meminta kepada orang lain untuk mendoakan dirinya, adalah harus disertai niat bahwa kemanfaatannya kembali kepada kedua belah pihak. Bukan semata-mata kemanfaatan pada diri orang yang meminta didoakan, namun kemanfaatan juga kembali kepada pihak yang mendoakan.
Misalnya, seorang menantu meminta didoakan oleh mertuanya, maka harus disertai niat bahwa doa itu juga memberi kemanfaatan bagi mertua yang mendoakan dirinya. Bukan hanya manfaat khusus bagi dirinya yang minta didoakan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Apabila engkau meminta pada saudaramu untuk mendoakan dirimu yaitu engkau ingin saudaramu juga mendapatkan kebaikan dengan berbuat baik padamu atau engkau ingin agar dia juga mendapatkan manfaat karena telah mendoakanmu dalam keadaan dirimu tidak mengetahuinya -doa seperti ini akan diaminkan oleh malaikat dan malaikat pun berkata : engkau pun akan mendapatkan yang semisalnya, maka seperti ini tidak mengapa. Namun, apabila yang engkau inginkan adalah semata-mata kemanfaatan pada dirimu saja, maka inilah yang tercela".
Insyaallah dengan kekuatan doa, rajutan keharmonisan menantu dan mertua bisa terwujudkan. Karena hanya Allah yang bisa menyatukan hati hamba-hambNya.
Bahan Bacaan
Muhammad Abduh Tuasikal, Doakanlah Saudaramu di Saat Dia Tidak Mengetahuinya, https://rumaysho.com, 2 September 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H