Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perhatikan 4 Rambu bagi Mertua dalam Berinteraksi dengan Cucu

23 Agustus 2021   08:31 Diperbarui: 27 Agustus 2021   02:30 3251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Qatadah Al-Anshari ra mengatakan, "Saya melihat Rasulullah saw shalat mengimami para Sahabat sambil menggendong Umamah bin Abi al-Ash, anak Zaenab puteri Beliau saw, di atas bahunya, maka apabila ruku Beliau meletakkannya dan apabila selesai sujud Beliau menggendongnya kembali" (HR. Muslim).

Dan dalam riwayat lain dinyatakan, "Apabila berdiri beliau menggendongnya dan apabila sujud beliau meletakkannya" (HR. Muslim).

Bahkan Rasulullah saw pernah memperlama sujudnya, karena ada cucu yang naik ke atas punggungnya. Dari Syaddan Al-Laitsi ra, ia berkata, "Rasulullah saw keluar untuk shalat di siang hari entah dzhuhur atau ashar, sambil menggendong salah satu cucu beliau, entah Hasan atau Husain".

"Ketika sujud, beliau melakukannya panjang sekali. Lalu aku mengangkat kepalaku, ternyata ada anak kecil berada di atas punggung beliau saw. Maka aku kembali sujud. Ketika Rasulullah saw telah selesai shalat, orang-orang bertanya,"Ya Rasulullah, Anda sujud lama sekali hingga kami mengira sesuatu telah terjadi atau turun wahyu". Beliau saw menjawab,"Semua itu tidak terjadi, tetapi anakku (cucuku) ini menunggangi aku, dan aku tidak ingin terburu-buru agar dia puas bermain" (HR. Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim)

  • Tegas dalam Menegakkan Prinsip

Seperti apapun cinta dan sayang kepada cucu, namun tidak boleh membiarkan cucunya melakukan perbuatan yang salah dan menyimpang. Hal ini dicontohkan oleh Nabi saw, yang tidak membiarkan cucunya memakan kurma zakat.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Al Hasan bin Ali ra mengambil sebiji kurma dari harta zakat, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. 

Rasulullah saw berkata: "khih, khih!" ---isyarat untuk mengeluarkan dan membuangnya. Kemudian Beliau berkata, "Tidakkah engkau tahu bahwa kita tidak boleh memakan harta zakat?" (HR Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Abul Haura', bahwa ia bertanya kepada Al Hasan ra, "Adakah sesuatu yang engkau ingat dari Rasulullah saw?" Al Hasan menjawab,"Aku masih ingat, (yaitu) ketika aku mengambil sebiji kurma dari harta zakat, lalu aku masukkan ke dalam mulutku. Rasulullah saw  mengeluarkan kurma itu beserta saripatinya, lalu mengembalikannya ke tempat semula.

Ada yang berkata: 'Wahai, Rasulullah. Tidaklah mengapa kurma itu dimakan oleh bocah kecil ini?' Rasulullah saw berkata: 'Sesungguhnya, keluarga Muhammad tidak halal memakan harta zakat'."

4 Rambu untuk Tidak Dilanggar

Tiga poin di atas adalah hal prinsip dalam membangun hubungan dengan cucu. Namun ada beberapa rambu yang hendaknya tidak dilanggar oleh mertua dalam berinteraksi dengan cucu.

  • Tidak mengambil alih peran pengasuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun