Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tipe Menantu, Antara 'Amarah dan Samah, Anda Pilih Siapa?

30 Juli 2021   08:03 Diperbarui: 30 Juli 2021   08:22 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://focusedquotes.blogspot.com/

Memiliki menantu adalah sebuah pengalaman baru bagi orangtua. Dirinya berubah status menjadi mertua dan besan, semenjak memiliki menantu. Apalagi ketika sang menantu sudah memberinya cucu, status dirinya bertambah lagi menjadi kakek dan nenek.

Jika memiliki menantu baik hati, pandai bersyukur, bersikap qana'ah, tentu akan sangat membahagiakan mertua. Namun jika memiliki menantu yang tidak baik, tidak bisa bersyukur dan tidak mampu menjaga kehormatan suami, tentu akan memberikan beban penderitaan bagi mertua.

Nabi Ibrahim pernah memiliki dua menantu, dari anaknya Ismail. Sebagaimana dalam kisah yang sudah saya posting sebelumnya, simak kembali di sini. Ibrahim menilai menantu pertama bukanlah tipe istri salihah.

Melalui menantu pertama, Ibrahim berpesan agar Ismail "mengganti palang pintu rumahnya". Ini adalah isyarat agar Ismail menceraikan sang istri. Sang anak tentu saja mematuhi perintah ayah --sebab beliau adalah Nabi dan kekasih Allah.

Menantu Tipe 1 : 'Amarah binti Sa'ad

Istri pertama Ismail bernama 'Amarah binti Sa'ad bin Usamah, sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Bari. Ia adalah istri yang tidak salihah. 'Amarah tidak memiliki sifat qanaah serta tidak pandai bersyukur.  Di antara bentuk sikap tidak qana'ah dan tidak bersyukur itu tampak saat menjawab pertanyaan mertua tentang kondisi kehidupannya.

'Amarah menceritakan kondisi dirinya bersama Ismail yang penuh kekurangan. Dalam kitab Fathul Bari diceritakan bahwa 'Amarah menyebut di rumah tidak ada makanan dan minuman.

'Amarah menyifati Nabi Ibrahim dengan sebutan "laki-laki tua", tanda bahwa ia merendahkan orang tua. 'Amarah tidak tahu bahwa yang dihadapi adalah Ibrahim a.s. --Nabi Allah, kekasih Allah, sekaligus mertuanya. Sikap terhadap orang yang lebih tua, tampak tidak menghirmati.

Dengan ketajaman mata batinnya, Ibrahim a.s. melihat 'Amarah tidak baik untuk Ismail. Maka ia mengisyaratkan kepada Ismail untuk "mengganti palang pintu rumahnya".

Memiliki istri yang tak pandai bersyukur, hanya akan membuat tidak harmonis keluarga. Terlebih 'Amarah tak pandai menjaga kehormatan suami. Kepada lelaki yang tak dikenal, ia bercerita tentang beban kehidupan bersama suami. Ia curhat tentang kepahitan dan penderitaan kepada orang asing yang tidak dikenal.

Menantu Tipe 2 : Samah binti Muhalhil

Palang pintu rumah itupun akhirnya diganti. Istri kedua Ismail bernama Samah binti Muhalhil bin Sa'ad. Ia adalah istri salihah, yang pandai bersyukur lagi qana'ah.

Samah bisa menerima keadaan Ismail apa adanya. Ia mensyukuri makanan berupa daging --karena saat itu belum ada biji-bijian, dan karena pekerjaan Ismail adalah berburu binatang.

Samah mensyukuri minuman berupa air. Ia bisa menceritakan tentang kehidupan dengan Ismail yang serba berkecukupan. Tentu saja ada kekurangan dalam kehidupan keluarga mereka, namun Samah pandai bersyukur dan qana'ah. Ia tidak mengeluh, justru ia memuji Allah atas nikmat dan karunia yang diterima.

Samah menyebut Nabi Ibrahim dengan laki-laki tua yang "berperawakan dan berwajah bagus, dan berbau wangi". Ini menunjukkan penghormatan kepada orang tua. Kendati ia tidak mengetahui bahwa lelaki tersebut adalah Ibrahim a.s. --Nabi Allah, kekasih Allah, sekaligus mertuanya.

Melalui menantu kedua ini, Ibrahim berpesan agar Ismail "mempertahankan palang pintu rumahnya". Ini adalah isyarat agar Ismail menjaga dan mempertahankan sang istri. Dengan ketajaman mata batinnya, Ibrahim a.s. melihat Samah adalah istri salihah yang sangat baik untuk Ismail.

Anda 'Amarah atau Samah?

Para menantu zaman now, hendaknya belajar dari keluarga Nabi Ibrahim. Meskipun Nabi Ibrahim harus sering bepergian jauh dan lama, karena melaksanakan perintah Allah, namun tidak mengabaikan kondisi anaknya terkasih.

Nabi Ibrahim sesekali waktu mengunjungi rumah Ismail, untuk mengetahui kondisi keluarga anaknya itu. Rupanya Nabi Ibrahim menemukan istri Ismail dalam keadaan yang 'curhat' tentang beratnya kehidupan --padahal ia tidak tahu siapa yang datang. Dia adalah 'Amarah, yang akhirnya dipesankan oleh Ibrahim agar dicerai.

Pada saat Ibrahim hadir kembali, ia menjumpai Samah. Tutur kata penuh qana'ah dan syukur, membuat Ibrahim yakin akan kebaikan menantu ini. Maka ia berpesan agar Ismail menjaga dan mempertahankan sang istri.

Apa perbedaan 'Amarah dan Samah? Tentu sangat banyak. 'Amarah tidak bisa qana'ah, Samah bersikap qana'ah. 'Amarah tidak pandai bersyukur, Samah pandai bersyukur. 'Amarah suka curhat tentang kesulitan hidup, sedangkan Samah bisa menjaga kehormatan suami.

"Palang pintu rumah" yang pertama sangat rapuh. Maka Ibrahim meminta Ismail untuk mengganti dengan yang lebih kuat. Alhamdulillah, palang pintu rumah yang kedua, benar-benar kuat. Seorang wanita salihah yang mampu menjaga kehormatan dan kemuliaan suami.

Semoga Anda adalah menantu tipe Samah, yang salihah dan qana'ah. Ia istri yang pandai mensyukuri nikmat kehidupan. Memiliki istri seperti ini, hidup akan bahagia. Memiliki menantu seperti Samah, hidup akan penuh berkah.

 

Referensi 

Muhammad Abduh Tuasikal, Menceraikan Istri atas Permintaan Orang Tua, Kisah Ismail dan Istrinya, 15 Agustus 2019, https://rumaysho.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun