Intan Savitri mengajukan tujuh poin untuk mendidik anak laki-laki dengan cara laki-laki. Berikut saya kutipkan poin-poin pentingnya, namun dengan penjelasan dari perspektif pengalaman saya sendiri.
- Biasakan anak-anak terutama anak laki-laki menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah
Sejak kecil, anak-anak laki-laki harus diajari untuk menjadi solusi. Bukan menjadi masalah dalam kehidupan. Maka ajak anak menemukan solusi atas masalah dirinya, sekaligus mengajak mencarikan solusi atas masalah lain yang ada di sekitarnya. Ada banyak masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, ajak anak memikirkan solusi.
- Biasakan mengerti kesulitan orangtua dan memberikan pendapat
Tidak ada orangtua yang bebas masalah. Tidak ada orangtua sempurna. Maka biasakan anak laki-laki memahami beberapa kesulitan orangtua, dan minta mereka memberi pendapat. Sejak dari masalah hubungan dengan tetangga, sampai pengembangan bisnis. Biar mereka mengerti bahwa ada sangat banyak kesulitan dalam kehidupan, namun selalu ada solusi.
- Biasakan menghadapi masalah
Menghindarkan anak dari masalah, akan membuat mereka menjadi lemah. Ajari anak-anak laki-laki untuk menghadapi masalah, agar mereka tidak mudah menyerah. Sejak masalah PR sekolah, masalah pergaulan dengan teman-teman dan lingkungan. Bahkan masalah rutin dalam kehidupan di dalam rumah sendiri. Ajak mereka bersikap positif dan bertanggung jawab atas masalah apapun yang dihadapi.
- Biasakan melindungi yang lemah
Pemimpin itu melindungi, maka didik anak laki-laki agar terbiasa melindungi pihak yang lemah. Pembiasaan bisa dilakukan dengan menyayangi binatang piaraan yang ada di rumah. Lebih lanjut lagi, ajak anak laki-laki memikirkan dan menolong tetangga dan saudara yang sedang dalam kesulitan. Ajak mereka dalam berbagai kegiatan charity untuk menolong tetangga yang terdampak ekonomi akibat pandemi.
- Biasakan mendahulukan orang lain daripada diri sendiri
Anak-anak laki-laki harus dibiasakan untuk mementingkan dan mendahulukan orang lain. Sebagai pemimpin mereka tidak boleh egois. Harus rela mendahulukan orang lain. Sejak aktivitas sehari-hari bersama saudara di rumah sendiri. Termasuk pembiasaan di sekolah dan lingkungan pergaulan.
- Biasakan merasa gagah dengan kesulitan yang dihadapi
Anak laki-laki boleh saja menangis. Tapi ajari dirinya untuk tetap mereasa gagah dengan kesulitan yang dihadapi. Tidak merasa lemah dan tak mampu mandiri. Ajak anak laki-laki mengerti berbagai perjuangan para tokoh dunia, agar bisa merasa gagah dengan berbagai peran dan kesulitan yang dihadapi.
- Biasakan mengenali emosi dirinya dan bagaimana mengelolanya dengan baik
Semua manusia memiliki emosi positif dan emosi negatif. Ajari anak laki-laki mengenali emosi dirinya dengan baik. Selanjutnya, arahkan agar bisa mengelola emosi dengan tepat.
Selamat menjadi laki-laki. Selamat Hari laki-Laki.
Bahan Bacaan