Bersikap Lembut Kepada Istri
Sudah menjadi pengertian bersama, bahwa perempuan adalah makhluk yang sangat halus dan lembut perasaannya. Mereka mudah tersakiti hatinya oleh kata-kata dan tindakan yang keras serta kasar. Namun mereka juga mudah bahagia oleh kata-kata dan tindakan yang lembut serta halus, yang mengena pada perasaan mereka.
Terhadap kelembutan hati dan perasaan kaum perempuan ini, Nabi Saw sangat mengerti, memahami dan bahkan merawatnya. Beliau Saw menasehati para suami agar selalu menjaga hati dan perasaan istri. Jangan berlaku keras dan kasar, karena itu akan "memecahkan gelas kaca yang rawan".
Jika kaca retak apalagi pecah, akan sangat sulit untuk kembali menjadikannya utuh seperti sedia kala. Maka bersikap lembut dan sabar adalah tuntutan sikap bagi setiap suami agar bisa membahagiakan istri.
Nabi Saw bersabda, "Urfuq bil qawarir, bersikap lembutlah kepada kaca-kaca". Hadits Riwayat Imam Bukhari V/2294 no 5856, Imam Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa'i dalam Sunan Al-Kubra VI/135 no 10326.
Apa yang dimaksud dengan qawarir atau kaca-kaca dalam hadits tersebut? Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menjelaskan, "Al-Qawarir adalah bentuk jamak dari kata tunggal qarurah yang artinya kaca. Perempuan disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridha menjadi tidak ridha, dan tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran) sebagaimana dengan kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan".
Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitab Asy-Syarhul Mumti' memberikan penjelasan yang sangat menarik tentang hadits ini, mengapa perempuan disebut sebagai qawarir. "Sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya dekat hingga tepat di sisimu".
Maka pandai-pandailah merawat hati dan perasaan istri. Jangan dikasari, jangan dibentak, jangan diejek, jangan dicemooh, jangan dilecehkan, jangan dibandingkan, jangan dimarahi, jangan dipukul, jangan disakiti, jangan ditinggalkan, jangan diabaikan, jangan ditelantarkan, jangan dilukai, jangan dijelek-jelekkan. Berlaku lembutlah sebagaimana telah diperintahkan oleh Nabi Saw. Berlaku lembutlah sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Saw.
Contoh Tindakan Memuliakan Istri
Nabi Saw memberikan contoh nyata tindakan memuliakan istri. Suatu ketika beliau menjadikan lutut beliau sebagai pijakan bagi Shafiyah, istri beliau, untuk naik ke onta tunggangan.
Anas bin Malik berkata, "Aku melihat Nabi Saw mempersiapkan kelambu di atas onta untuk Shafiyah, lalu beliau Saw duduk di dekat onta lalu meletakan lutut beliau. Shafiyah menginjakkan kakinya di atas lutut beliau untuk naik di atas onta". HR. Bukhari II/778 no 2120, III/1059 no 2736.