"Ummi juga kangen kamu, Mas. Semua kangen sama kamu. Adik-adik juga sering nangis kalau kangen sama kamu, dan protes kenapa Mas di pondok? Kan kasihan."
Kisah sedih seperti itu, sangat banyak kita saksikan saat menjenguk pertama di Pesantren tingkat SMP. Mereka anak-anak yang baru saja lulus SD, belum pernah berpisah dari orangtua. Maka diperlukan ketegaran orangtua untuk melepas anak pergi jauh, agar kelak mereka menjadi pribadi yang tangguh.
Berbuah Manis Hingga Surga
Dengan ketegaran sikap ayah dan ibu, Azzam semakin kerasan di Pesantren. Bukan saja selesai tingkat SMP, ia melanjutkan lagi saat SMA di Pesantren yang sama. Enam tahun Azzam belajar di Pondok Darul Quran Mulia.
Tiba saatnya yang sangat membahagiakan orangtua. Tahun keenam tidak terasa. Ketika Azzam dinyatakan telah menghafal 30 juz Al Quran. Azzam telah menjadi hafizh Quran. Azzam telah menjadi penggenggam Quran dalam jiwanya.
Wisuda hafizh Quran terasa sangat mebgharukan. Lebih mengharukan dibanding saat menjenguk Azzam di Pesantren enam tahun lalu.
"Ummi... makasih ya sudah memberikan yang terbaik buatku." Suara Azzam di sela-sela tangisan bahagia, saat wisuda Hafizh Quran.
Azzam memakaikan mahkota kepada ibunda dan mereka berdua berpelukan erat. Azzam berlutut dan mencium kedua tangan ibunda. Suasana semakin mengharu biru.
Tangisan mereka pecah tak bisa ditahan. Tangisan bahagia atas nikmat-Nya. Nikmat hidangan yang disediakan oleh Allah kepada para penghafal Quran.
Diriwayatkan oleh Muadz Al-Juhani bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang menghafal Al-Quran dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orangtuanya mahkota pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud).
Bahan Bacaan