Allah menciptakan perempuan dalam konstruksi yang unik. Lembut, namun sangat kuat. Mampu hamil sembilan bulan, melahirkan anak dengan sepenuh perjuangan, menutrisi melalui ASI selama dua tahun. Di saat yang sama, memiliki cadangan kasih sayang tak terhingga.
Bonding anak dengan ibu tercipta sejak dalam kandungan. Anak mendapat asupan ruhani dan nutrisi jasmani, melalui ibu. Setelah lahir, anak akan selalu lekat dengan ibu karena selalu memerlukan ASI sepanjang hari.
Maka ibu adalah kehidupan bagi bayi. Kekuatan ibu, akan mengalir menjadi kekuatan bayi. Kebahagiaan ibu akan mengalir menjadi kebahagiaan bayi. Tangis ibu, akan mempengaruhi bayi. Luka ibu, akan bisa melukai bayi.
Jill Savage dalam tulisannya berjudul "The Power of a Mothers Love" yang dipublikasikan dalam web Focus on The Family pada 1 Januari 2007 menyatakan, "The profession of motherhood is all about influence". Peran keibuan adalah tentang pengaruh. Ya benar, tentang pengaruh. Semua hal yang ada pada ibu, akan memengaruhi anak.
Maka, menjadi ibu adalah menjadi kekuatan pengaruh bagi generasi penerus. "You and I have an incredible opportunity to influence the next generation by what we do as a mother every day", ujar Jill Savage. Semua ibu memiliki kesempatan istimewa untuk memengaruhi generasi --akan menjadi seperti apa kelak mereka nanti.
Ibu yang kuat akan melahirkan generasi yang kuat dan masyarakat yang kuat. Ibu yang kuat akan mencetak anak-anak yang kuat. Anak-anak yang kuat akan tumbuh menjadi generasi yang hebat. Generasi yang hebat akan membangun peradaban bermartabat.
"This is why intentionality is so important during the years that we raise our family", ungkap Jill Savage. Inilah sebabnya, mengapa kesungguhan, kedisplinan, kehadiran dan intensitas sebagai ibu, menjadi amat sangat penting. Jangan sia-siakan generasi mendatang dengan menyia-nyiakan kehidupan Anda sendiri.
Hari, bulan, tahun yang Anda lalui bersama keluarga, sangat fundamental pengaruhnya bagi pembentukan jiwa anak-anak. Tawa bahagia Anda, membuat hidup mereka ceria. Tangis derita Anda, membuat mereka terluka. Kekuatan Anda, adalah energi terbesar bagi mereka untuk menghadapi tantangan dunia.
Anda harus menjadi ibu yang tangguh, bukan ibu yang rapuh. Jangan biarkan diri Anda hidup dalam balutan luka. "Be intentional about your own healing from life's hurts", ujar Jill Savage. Bersungguh-sungguhlah melakukan penyembuhan dari luka hidup yang pernah Anda alami. Anda tak boleh mewariskan kepada anak-anak.
"Be intentional about taking care of yourself", ujar Jill Savage. Bersungguh-sungguhlah untuk menjaga diri Anda sendiri. Jika Anda tengah merasa tidak memiliki alasan untuk hidup, maka lihatlah anak-anak. Mereka adalah alasan utama Anda untuk bertahan hidup.
"Be intentional about investing in your marriage", ungkap Jill Savage. Bersungguh-sungguhlah untuk menjaga dan memperbaiki kualitas pernikahan Anda. Jika Anda tengah merasa tidak memiliki alasan untuk mempertahankan pernikahan, maka lihatlah anak-anak. Mereka adalah alasan utama Anda untuk menjaga keutuhan keluarga.
"Be intentional about parenting", ungkap Jill Savage. Bersungguh-sungguhlah dalam melakukan pengasuhan anak. Jika Anda tengah merasa rapuh, maka lihatlah anak-anak. Mereka adalah alasan utama Anda untuk tetap tangguh.
"Be intentional about homemaking", ungkap Jill Savage. Bersungguh-sungguhlah dalam menuntaskan berbagai pekerjaan dalam rumah tangga. Jika Anda tengah merasa sia-sia, maka lihatlah anak-anak. Mereka adalah alasan utama Anda untuk tetap memiliki makna.
"Intentionality increases influence", ungkap Jill Savage. Kesungguhan akan menguatkan pengaruh. Semakin Anda bersungguh-sungguh, semakin kuat pengaruh kebaikannya bagi diri Anda dan anak-anak Anda. Pengaruh yang Anda tanamkan kepada mereka, semakin kuat menghujam.
"We cannot underestimate the power of mother love, the value of home and the significance of our intentional presence in the home", ungkap Jill Savage. Anda tidak bisa meremehkan kekuatan cinta dari seorang ibu, nilai penting rumah dan kehadiran sosok ibu nyata di dalam rumah.
Maka menjadi ibu, bukanlah peristiwa instan. Ketika telah melahirkan anak baru sadar, bahwa dirinya adalah ibu. Lalu kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan terhadap anaknya. Ini adalah contoh ibu yang terlambat.
Jadilah ibu salihat nan smart. Maka persiapkan diri sebaik-baiknya sejak sebelum menjadi ibu, dan tetap rajin belajar ketika sudah menjadi ibu. Tak pernah berhenti belajar, demi sang buah hati.
Happy Mama Lahirkan Generasi Mulia
Ibu, mother, mama, mami, emak, umi atau sebutan lainnya, adalah sosok penting yang akan melahirkan generasi. Untuk itulah para ibu harus selalu berusaha berbenah diri. Saya menemukan salah satu buku yang bisa menemani proses pembelajaran untuk menjadi ibu.
Buku berjudul Happy Mama, Ibu Bahagia Lahirkan Generasi Mulia karya Leni Cahya Pertiwi ini mengajak Anda untuk menjadi ibu yang bermakna. Dalam rahim ibu tersimpan kehidupan. Dalam diri ibu tersimpan kekuatan. Dalam jiwa ibu memancar kebahagiaan.
Lewat buku ini, Leni bukan sekedar bercerita tentang ibundanya sendiri. Namun ia juga bercerita para bunda hebat di sepanjang sejarah kemanusiaan. Untuk membuktikan bahwa kehidupan ini benar-benar menghajatkan sosok ibu. Dunia memerlukan sentuhan ibu, untuk menjadi pelahir dan pendidik generasi.
Pesan dalam buku ini sangat kuat. Ibu yang bahagia, akan melahirkan generasi mulia. Kebahagiaan ibu bersumber dari ruhani yang selalu menaati perintah Ilahi. Kebahagiaan karena mengikuti petunjuk Nabi. Kebahagiaan hakiki karena selalu melandaskan diri kepada kitab suci.
Dengan kebahagiaan yang terpancar sangat kuat dari jiwa, ibu akan mampu melahirkan dan mendidik generasi mulia. Generasi yang akan menjadi pemimpin dunia. Generasi yang akan memberikan kebahagiaan pula bagi semesta.
Bahan Bacaan:
Leni Cahya Pertiwi, Happy Mama, Ibu Bahagia Lahirkan Generasi Mulia, Madani Kreatif, Yogyakarta, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H