Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiriman Chat Suami Kepada Istrinya tentang Ketidakpastian Akibat Corona

26 Mei 2020   14:36 Diperbarui: 26 Mei 2020   15:40 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : https://www.insauga.com

Dek, baru saja aku membaca analisa dari IMF yang sangat mengerikan. IMF memprediksi, ekonomi global tahun ini akan tumbuh minus 3% akibat pandemi Covid-19. Sangat ngeri membayangkannya.

Kata IMF, hal ini adalah kemerosotan ekonomi terburuk sejak "The Great Depression" yang melanda dunia tahun 1929 dan krisis finansial global 2008 -- 2009, yang saat itu ekonomi tumbuh minus 0,1%.

Aku juga mendapatkan kiriman analisa dari seorang teman, yang menyatakan bahwa durasi pandemi Covid-19 ini diprediksi akan berlangsung dalam jangka hingga satu sampai dua tahun ke depan ---berdasarkan prediksi dipasarkannya vaksin anticorona. Bahkan, disebutkan depresi tahun 1929 dulu, dampaknya berlangsung sampai dengan 6 tahun.

Diperkirakan, bisnis yang akan terpuruk akibat pandemi Covid-19 ini adalah hotel, travel, bioskop, mall, retail, property, restoran offline. Sedangkan bisnis yang akan booming adalah life insurance, e-commerce, networking business, remote working, logistik, online schooling, webinar / online training, netflix,  indihome, telecommunication, telemedicine, dan online transportation.

Semua berubah, sungguh sangat berubah. Tak ada yang bisa memprediksi kondisi terburuk nanti. Ternyata wabah Covid-19 bukanlah sementara yang sebentar saja ---namun sementara yang berjangka waktu lama.

Ini tentu tak seperti harapan dan bayangan kita, Dek. Semua dari kita berharap, pandemi segera berakhir, dan kita bisa beraktivitas normal lagi. Harapannya Juli 2020 ini semua sudah selesai.

Masyaallah, kita membayangkan anak-anak akan segera kembali masuk sekolah dengan ceria. Membayangkan kita segera bisa masuk kerja seperti biasa. Bagi kalangan wiraswasta, bisa segera mulai membangun dan membesarkan usaha. Membayangkan kedai dan toko kelontong rakyat kembali ramai seperti sedia kala.

Masyaallah, kita sudah bosan hanya di rumah saja. Kita rindu masjid, rindu tempat kerja, rindu sekolah, rindu pasar, rindu majelis taklim, rindu pengajian, rindu yasinan, rindu arisan. Ternyata masih harus lebih banyak bersabar.

Seorang teman anggota DPR RI menyatakan, jika mencermati Perpu no 1 tahun 2020, dimana Pemerintah mengajukan penghilangan batasan defisit dalam APBN sampai tahun 2022, ini bisa dimaknai, Pemerintah memprediksi ekonomi nasional baru akan mulai pulih kira-kira pada tahun 2023 nanti.

Dalam postingan yang dikirim oleh temanku itu ---yang katanya dari temannya lagi--- disebutkan beberapa catatan penting. Pertama, makhluk yang bisa survive bukan yang paling besar, kuat, atau kaya ---tapi yang paling bisa beradaptasi.

Kedua, hadapi dan terima kenyataan. Ketiga, fokus kepada hal-hal yang mungkin dilakukan. Keempat, upgrade diri untuk bisa beralih dari offline selling ke online selling. Kelima, bantu mereka yang harus dibantu, mari peduli dan terus berbagi.

Ia mengingatkan, everything is changing; a new system is coming!

Ah, rupanya kesabaran kita harus terus diperpanjang Dek. Analisa itu memang sangat mengerikan. Namun kita bersyukur, karena kita selalu memiliki Allah. Selalu ada Allah yang tak pernah meninggalkan kita.

Mari kuatkan kebersamaan kita Dek. Suka dan duka kita lewati bersama. Terus menggantungkan harapan hanya kepada Allah, dengan tetap melakukan berbagai usaha semaksimal usaha dan tenaga kita.

Tak boleh menyerah dan putus asa, Dek. Aku tahu kondisi ini akan sangat berat pada keluarga kita, pada anak-anak kita. Namun semua orang juga akan mengalaminya.

Mari kita susun rencana, Dek. Tak ada lagi tabungan tersisa, maka kita harus berpikir melakukan apa yang kita bisa. Namun toh yang bisa survival bukanlah yang banyak tabungannya, justru yang paling bisa menyesuaikan diri.

Kita akan terus berusaha, terus berupaya, sekuat tenaga, bersama-sama. Allah pasti akan membantu kita. Allah tak akan menyia-nyiakan kita. Yakin.

Source :

Gita Gopinath, Transcript of April 2020 World Economic Outlook Press Briefing, https://www.imf.org, 14 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun