Saat ini tengah wabah Covid. Sudah banyak tenaga medis yang syahid. Semua warga diminta tinggal di rumah walau sempit, demikian instruksi instansi terkait. Pihak sekolah pun telah merumahkan para murid, demi menjaga agar tidak terkena penyakit, yang sangat mudah menjangkit.
Suasana rumit, hidup sering pahit, bahkan banyak pengusaha yang pailit. Pedagang kecil terpaksa lari terbirit-birit, tidak kuat membayar kredit, amit-amit, sudah tak mampu menghasilkan profit.
Kondisi memang sulit, makin banyak masyarakat yang sakit, rakyat kecil kian tulalit, karena tidak ada duit. Rasa sedih semakin menggigit.
Namun jangan berlaku genit. Kita harus segera bangkit, lakukan sesuatu yang kongkrit. Jangan biarkan perut melilit, jangan biarkan hati dan pikiran makin menjerit. Bangkitlah, semangat dan harapan harus segera terbit.
Jaga tubuh agar tetap fit. Rutinkan olah raga tiap hari minimal tigapuluh menit, sampai keringat membasahi kulit, dan perut tidak buncit. Lakukan dengan disiplin laksana prajurit.
Meski belum bisa ke Masjid, doa dan tawakal harus makin melangit. Â Kokohkan tauhid, jadikan iman sebagai spirit. Yakinlah Allah mengabulkan permintaan hamba yang tengah terjepit.
Jaga keluarga agar tetap solid. Tahan emosi, jangan ada pertengkaran sengit. Kesalahan jangan lagi diungkit-ungkit. Suami istri tetap bisa saling pijit dan saling cubit. Karena ketika banyak di rumah, justru bisa makin sarimbit.
Ajak semua berlaku irit, meski tetap tidak boleh pelit. Tetaplah berbagi, walau hanya punya sedikit. Mungkin sementara waktu tidak bisa menikmati lezatnya lapis legit, atau mie pangsit penuh cabe rawit. Juga tidak bisa tamasya ke laut atau bukit.
Kita nikmati apa yang ada, dengan syukur melejit. Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah Al-Wahid.
Yogyakarta, 12 April 2020, wait a minit.....
Ditulis oleh Pak Cah, temannya Pak Cholid, Pak Hamid, Pak Wahid, Pak Abid, Mbak Mufid, Mbak Inggit, Mbak Wiwid, Mbak Astrid, Mas Sigit, Mas David, Mas Yazid, Mas Barid, Mas Hafid, Mas Achid, Mas Farid dan Brad Pitt.