Komunikasi disebut positif apabila menghasilkan semakin kuatnya keimanan, semakin bagusnya ketakwaan, semakin indahnya hubungan dengan pasangan.
Komunikasi disebut negatif apabila menghasilkan semakin kuatnya kemarahan, kemaksiatan dan mencerai beraikan hubungan dengan pasangan. Komunikasi positif itu mendekatkan dan menyatukan. Komunikasi negatif itu menjauhkan dan memisahkan.
Demikianlah beberapa sisi yang bisa dihadirkan dalam komunikasi suami istri, agar bisa bernilai positif. Dengan komunikasi positif ini, hubungan dengan pasangan semakin kuat, dan akan menyebabkan ketahanan keluarga menjadi semakin kuat pula.
Bahan Bacaan
Cahyadi Takariawan, "Wonderful Love", Era Adicitra Intermedia, Solo, 2016
DeFrain, J. D., & Asay, S. M. "Focusing on the Strengths and Challenges of Families", International Course on Advocacy Skills in Mental Health System Development from Research to Policy, Yogyakarta, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H